[caption id="attachment_285369" align="aligncenter" width="600" caption="dok.pri"][/caption]
ibu
menangislah kau ibu
peraslah air matamu
puaskanlah kau tersedu-sedu
bagiku itu laksana buluh perindu
apakah kau harap aku kan terharu
mendengar tangisanmu
huuuuuu.....lucuuuu
ditelingaku itu bak lantunan lagu merdu
apakah kau anggap ku akan menelungkupkan wajahku kepangkuanmu
huuuuu....maluuu
tak sudi aku melakukan itu
ku tak peduli dengan rintihanmu
ku tak peduli dengan ratapanmu
ku tak peduli kerontang airmatamu
ku hanya ingin mengisi pundi-pundiku
ku hanya ingin membelikan mobil mewah anak-anakku
ku hanya ingin memberi istana megah pada isteri isteriku
ku hanya ingin hidup selama-lamanya bersama keluargaku
ku hanya peduli pada diriku
pada anak-anakku
pada isteri-isteriku
pada dompetku
pada atmku
pada rekeningku
pada brankasku
pada perutkuuuuu
persetaannn...dengan tangisanmu ibuuu
kau dengar itu ibuuu
IBU PERTIWI,.........kuraslah air matamuuuuuu
*****
Puisi ini khusus dipersembahkan bagi IBU PERTIWI pada Hari Ulang Tahun Ibu 22 Desember 2013.
Persembahan dari Drs. S. Serakahbanget, M.Kor
Ketua ASPENGKORINDO = Asosiasi Penggiat Korupsi Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H