Saya adalah salah satu orang paling “lasak” di dunia. Jika anak kecil mungkin disebut hyperactive, ora isa anteng. Mungkin lantaran saya mempunyai banyak hobi. Salah satu hobi baru—diantara hobi yang lain—saya adalah bermain di Kompasiana, baik itu membaca dan berkomentar pada tulisan teman, sesekali menulis yang ringan-ringan dan sederhana, lha wong bisanya baru yang ringan dan sederhana kok. Saking banyaknya hobi, hingga tidak ada satupun yang fokus. Ya biar, memangnya merugikan Anda?
Namun beberapa bulan lalu saya jarang online karena sesuatu hal. Apakah saya lantas ngambek, atau hanya duduk-duduk sambil melamun karena meratapi ke”terasingan” saya dari dunia maya? Tidak! Saya hobi kerja, apa saja, entah itu menghasilkan atau tidak, yang penting kerja, kerja, kerja, kerjaaaa....... (ikut Pak Presiden Jokowi).
Sejak dulu saya hobi membuat perkakas (alat bantu) kerja dari barang-barang rongsokan. Bagi orang lain sesuatu yang rusak mungkin di”kilo”, paling tidak ditumpuk dibelakang rumah nunggu pemulung membantu “bersih-bersih”.
Beberapa bulan lalu orang sibuk batu akik. Disini batu, disana batu, dimana-mana orang membicarakan sesuatu tentang batu. Dari pendongkel (penambang) batu, pengasah batu, makelar batu, hingga kolektor batu. Semua targetnya adalaaaaah...............uuuuaaaaang!!!
Lantas apakah saya tergoda untuk ikut menghanyutkan diri pada derasnya arus perbatuan? Atau paling tidak ikut latah mendongkel atau mengasah munthu menjadi batu akik? Jawabannya tidak dan ya! Tidak, jika ada orang bertanya apakah dari mengasah batu semata-mata untuk mendapatkan uang. Ya, adalah jawaban apakah ada sesuatu yang didapat selain uang, ya ada, yakni perkakas saya bertambah satu lagi yaitu pengasah batu akik.
Mesin pemotong, penggerinda dan pengasah batu akik buatan pabrik harganya tidak kurang dari 4 juta rupiah, hil yang mustahal untuk saya dapatkan. Setelah melihat alat pengasah kepunyaan teman-teman, rasanya kok bisa saya bikin, bahkan—bukan sombong—bisa lebih praktis, lebih cepat, lebih aman dan hasilnya lebih bagus, minimal sama dengan yang lain. Dan yang tidak dimiliki oleh alat punya teman adalah perkakas yang saya buat (bukan cipta) adalah general purpose, multiguna.
Multiguna? Ya betul sekali. Satu mesin (alat) bisa untuk mengebor, menggerinda, mengamplas, membubut kayu, membubut besi (meski hasilnya kurang presisi atau akurat), mengasah pisau ketam dan masih banyak lagi. Dan kelebihan yang lain adalah kecepatannya bisa diatur sedemikian rupa, sesuai menurut kebutuhan.
Satu-satunya yang dibeli (buatan pabrik) adalah mesin bor kecil, selebihnya dari barang bekas atau rongsokan. Berikut adalah foto-foto, dan jika internetnya lancar rencana saya upload ke youtube, lihat ya di youtube.
Itulah hasil kesibukan saya selama “cuti panjang” dari Kompasiana.
Semoga bermanfaat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI