Mendengar nama Wiro Sableng, angan kita langsung menerawang pada senjata khasnya yang berupa sebuah kapak dua mata. Oleh Bastian Tito sang pengarang komik silat tersebut disematkan sebuah simbol angka 212. Entah, makna apa yang terkandung pada simbol angka tersebut. Namun yang jelas kapak itu sangat ampuh sebagai senjata pamungkasnya Wiro Sableng. Hingga ada yang mengibaratkan demo 212 kemarin itu keampuhannya bagaikan serangan kapak Wiro Sableng.
Tulisan ini—meski ada frasa BTP dan Wiro Sableng—tak ada kaitan atau hubungannya sama sekali dengan BTP cagub yang sedang dicarikan cara penggagalannya (namun sulit ditemukan)itu. Dan tulisan ini juga tak ada korelasinya dengan demo 212 atau demo-demo yang lainnya.Â
Seni Jaran Kepang, Kuda Kepang, Kuda Lumping atau Ebeg salah satu properti yang wajib ada selain jaran kepang (kuda yang dibuat dari anyaman bambu) adalah Barongan.
Barongan sebagai lambang atau simbol kejahatan. Bentuk wajahnya (sedapat mungkin dibuat) sangat mengerikan atau paling tidak menakutkan. Mata melotot, gusi atas dan bawah ditumbuhi taring-taring panjang dan tajam serta seluruh tubuh ditumbuhi bulu. Mulutnya didisain agar bisa bergerak mangap-mingkemuntuk menambah kengerian (baca:kemeriahan) bagi penonton.
Selain barongan ada lagi sosok yang lucu sebagai penggoda barongan, ialah penthul. Penthul adalah seseorang yang mengenakan topeng wajah orang yang berwarna putih, dan biasanya hidungnya panjang. Penthul biasanya dalam atraksi sering menggoda barongan, namun manakala barongan marah penthul dikejar kemanapun larinya hingga kekerumunan penonton, disitulah lucunya, memang fungsinya untuk lucu-lucuan sebagai hiburan segar.
Jadi, Barongan, kurang lengkap jika tidak disertai Penthul. BTP pada judul diatas maksudnya Barongan Tanpa Penthul.
Pada tulisan sebelumnya sudah saya paparkan bahwa paguyuban kami mendapat pinjaman dari grup lain berupa gamelan dan barongan yang sudah lama tidak dipakai, kondisinya sangat menyedihkan. Selain perlu dilaras (tala) ulang gamelannya—lantaran banyak kekuranganny—juga harus ditambah dan direnovasi. Tak terkecuali Barongan dan properti lainnya.
Demikianlah BTP (Barongan Tanpa Penthul), tapi kini setelah saya rehabilitasi total(hehehe kayak bangunan) Barongannya wajahnya semakin cerah dan sudah dilengkapi dengan Penthul.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H