Memilih bahan gamelan tidak sesulit memilih gubernur. Terlebih Gubernur Daerah Khusus Ibukota. Sulit, rumit, pelik dan sangat melelahkan masyarakat. Kecuali yang memang tidak punya rasa lelah.
Memilih bahan gamelan memang ada kemiripan dengan memilih kepala daerah. Yakni dipilah-pilah dan dipilih-pilih. Tetapi membuat gamelan plat atau pipa harus dibelah-belah untuk menjadi bilah-bilah. Yang pasti untuk memilih kepala daerah tidak ada istilah belah-belah terlebih lagi keinginan memecah belah, kecualiiiii........., semoga tidak terjadi.
Judul di atas kesannya puitis, tetapi sesungguhnya itu adalah rangkaian proses atau tahapan cara membuat gamelan dari besi. Tidak terlalu rumit, kecuali membuat gamelan dari perunggu, selain sabar dan telaten haruslah orang yang benar-benar ahli di bidangnya.
Instrumen gamelan Jawa ada yang disebut balungan (slenthem, demung, saron dan peking). Semua terdiri dari wilahan (bilah) besi besi yang dibelah, dipotong dan dipukul sedemikian rupa.
Untuk mendapatkan nada sesuai yang diinginkan kita harus memilih besi yang sedang ketebalannya (tidak terlalu tipis atau terlalu tebal) antara 4 hingga 6 mm. Baik itu dari besi plat maupun dari pipa.
Jika terlalu tipis nglaras(menala/menyesuaikan nada)nya gampang, tapi suaranya nggembreng tidak bening. Jika terlalu tebal suaranya hampir bisa dijamin bening, tetapi nglarasnyarekasa.
Apabila kita dapat memilih besi (plat maupun pipa) pertama jangan yang keropos parah karena berkarat. Membelahnya mungkin gampang, tapi nglarasnya sulit untuk mendapatkan nada tertentu. Biasanya selain nggembreng, ada nada bayangan (dua nada yang berbeda dalam satu bilah). Misalnya, jika kita thinthing (pukul pelan) bagian tengah didapatkan nada 3 (lu), namun jika memukulnya agak keras atau agak kepinggir ada getaran nada lainnya membayangi atau mengganggu istilah kerennya distorsi (mungkin). Penyebabnya adalah karena ketebalannya tidak merata dalam bilah itu.
Kembali pada judul, pilih-pilh pilah-pilah belah-belah bilah-bilah. Rangkaian proses membuat gamelan dari besi, pertama besi dipilah-pilah tingkat ketebalannya. Selanjutnya dipilih-pilih yang tidak berkarat. Kemudian diukur digaris dan dibelah-belah, jadilah bilah-bilah. Gampang to, gampang to, gampang to. Hehehe...gampang wudelmu.
Membuat bilah balungan ketebalan besinya sedapat mungkin gradual (wih bahasa apa pula ini) maksudnya ketebalannya berangsur-angsur. Nada rendah cari besi yang agak tipis, misalnya 4 mm kemudian semakin ke nada tinggi semakin tebal ukuran besinya.
Setelah didapatkan plat yang sesuai, terlebih dahulu diukur dan digores. Untuk ukuran demung bilah nada rendah 1 (ji) panjangnya lebih kurang 35 cm dan lebarnya 8 cm. Untuk nada yang paling tinggi 2 (ro cilik) panjang 30 cm dan lebar 7 cm.
Nglaras atau menala tidak perlu pakai garpu tala. Bisa mencari nada yang sesuai dari VCD atau flashdisk. Saya suka laras gamelan Surakarta, ada dalam micro SD kiriman Mas Ukik.