Seperti judul dan ilustrasi di bawah, meskipun usianya mulai merambat ke 8 dekade, Bapak Ngasiman semangat untuk menggugah kembali budaya nusantara yang mengalami hibernasi selama puluhan tahun. Dalam hal ini adalah seni Jaran Kepang atau Kuda Kepang atau (ada yang menyebut) Kuda Lumping di Korong Suka Mananti, Jorong Bukik Malintang Barat, Nagari Lubuk Gadang, Kecamatan Sangir, Kabupaten Solok Selatan, Provinsi Sumatera Barat. Masih kurang lengkap juga alamatnya?
Di Jorong (Desa) Bangun Rejo ada grup kuda kepang yang sudah lama bangkrut mau meminjamkan gamelan, jaran dan barongan. “Saya pinjami, boleh dipakai selamanya, pokoknya dirawat dengan baik, tetapi tidak boleh dijual,” ujar Pak Waji pemilik gamelan dan jaran kepang dari Bangun Rejo.
Alhasil gamelan, jaran dan barongan dibawa ke Dusun Suka Mananti Jorong Bukit Malintang Barat untuk dipinjam. Namun kondisi gamelan dan jarannya sangat menyedihkan. Tak hanya tak dirawat bahkan menurut Udik (Yudianto) gamelan beserta properti kuda kepang hanya diletakkan di tritisan (samping) rumah. Jadi sudah pasti kehujanan dan kepanasan, maka tidak salah jika gamelannya banyak yang berkarat dan keropos (seperti pada gambar ilustrasi) dan jarannya rapuh hancur.
Jaran pinjaman dari Bangun Rejo sudah tidak bisa dipakai lagi. Sedangkan gamelannya hanya demung, saron, kenong dan bonang yang masik layak digunakan, itupun harus dilaras (ditala) ulang terlebih dahulu karena banyak yang blero (fals) nadanya.
Namun demikian kami harus berterimakasih atas pinjaman gamelan dari Bangun Rejo yang memicu semangat kami untuk membuat gamelan baru. Setelah berembug bersama kami sepakat mencari besi plat atau pipa untuk membuat dan menambah kekurangan wilahan (bilah) demung, slenthem, bonang dan gamelan lainnya.
Bersambung.....Impor Bahan Gamelan dari Negeri Belanda
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H