Mohon tunggu...
PAK DHE SAKIMUN
PAK DHE SAKIMUN Mohon Tunggu... pensiunan penjaga sekolah -

Sedang menapaki sisa usia. Mencari teman canda di dunia maya. Hobi apa saja termasuk membaca dan (belajar) menulis. Bagi saya belajar itu tak berbatas usia. Menuntut ilmu dari ayunan hingga liang lahad. Motto : Seribu orang teman sangat sedikit, dan satu orang musuh terlalu banyak.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Alat Penangkal "Hantu"

21 Januari 2016   21:33 Diperbarui: 21 Januari 2016   22:07 388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada suatu malam sekitar jam 1 malam, tengah saya nyenyak tidur dikejutkan oleh suara-suara aneh yang berasal dari ruang tamu. Ada suara seperti orang sedang bertengkar, terkadang tertawa-tawa, juga ada suara tangisan, bahkan ada suara bunyi-bunyian seperti musik dan sebagainya.

Meskipun dengan degup jantung tak beraturan dan bulu kuduk berdiri saya beranikan diri untuk melihat apa yang terjadi di ruang tamu. Perlahan-lahan pintu kamar saya buka dan langsung menuju ruang tamu. Betapa terkesiapnya saya mendapatkan lampu di ruang tamu hidup—padahal biasanya lampu di ruang tamu saya matikan saat ditinggal tidur—dan pesawat TV hidup sendiri. Jadi suara “hantu” di ruang tamu itu ternyata dari suara TV. Mengapa hal itu bisa terjadi?

Begini awal ceritanya. Jam 9 malam saya sedang menonton TV diruang tamu, tiba-tiba listrik PLN padam. Kemudian saya meninggalkan ruang tamu dan langsung masuk kamar untuk tidur. Empat jam kemudian sekitar jam 1 malam saya sedang pulas-pulasnya tidur sekonyong-konyong terjadi sesuatu, yakni suara “hantu” yang saya ceritakan diatas. Hal itu terjadi lantaran saya lupa mematikan pesawat TV atau mencabut stekernya dan juga lupa mematikan saklar lampu di ruang tamu.

Atas kejadian itu maka muncullah ide membuat alat penangkal “hantu”. Mungkin kurang tepat jika disebut alat penangkal “hantu”. Baiklah alat ini kita berinama saja SAB (Stop Kontak Anti Boros). Kenapa anti boros? Pasalnya, pada saat kita menonton TV tiba-tiba listrik PLN mati dan kita lupa mematikannya, maka ketika kita sedang nyenyak tidur dan PLN hidup kembali tak ayal pesawat TV atau perangkat elektronik lainnya juga akan hidup, hal itu selain sebuah pemborosan juga riskan kebakaran.

Jika nekat ingin mencoba untuk merakit, berikut adalah komponen yang dibutuhkan dan cara merakitnya:


Stopkontak empat lubang = 1 buah
• Transformator (trafo) 500 mA, primer 220 v skunder 12 v = 1 buah
• Tombol bel (push on) = 1 buah
• Diode 1 A = 5 buah
• LED ( Light Emiting Diode) = 2 buah
• Resitor 1 kohm ½ w = 1 buah
• Resistor 220 kohm ½ w = 2 buah
• Elco (Electrolite Condensator) 220 uf 16 volt = 1 buah
• Relay DC 12 volt 7 A = 1 buah

Terlebih dahulu kita rakit power supply atau catu daya DC 12 volt untuk menggerakkan relay (gambar 2).

Selanjutnya kita gabung dengan stopkontak yang telah disediakan.

 

Cara kerjanya :
Pertama steker kita hubungkan ke stopkontak dinding, lalu perangkat elektronik—misalnya pesawat TV—yang akan diopersaikan colokkan ke SAB. Tekan saklar utama (S1), indikator LED (D6) menyala SAB stanby. Kemudian tekan tombol S2 titik C terhubung titik D, trafo (T1) mendapat tegangan relay (RL1) pun bekerja maka titik E terhubung ke titik F, indikator LED (D7) menyala artinya pada output ada tegangan 220 Volt pesawat TV siap dihidupkan. Meski tombol S2 dilepas (titik C dan D terputus) arus masih tetap mengalir pada output karena relay (RL1) masih bekerja (titik E masih terhubung titik F).

Kemudian misalnya tiba-tiba listrik PLN padam maka trafo (T1) tidak mendapat tegangan akibatnya relay (RL1) pun mati dan titik E dan F terputus. Dan bila listrik kembali hidup SAB tidak akan berfungsi, artinya manakala kita ingin menghidupkan TV harus dimulai dari tahap ke dua yakni menekan tombol S2 dst. Jadi cara ini tidak boros dan aman meskipun kita lupa mematikan pesawat TV pada saat listrik padam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun