Entah apa yang ada dibenak seorang ayah, dengan tega dan sadis menghajar hingga babak belur anaknya. Tak cukup sampai disitu setelah sang anak dianiaya, masih dilaporkan pula ke Polisi. Padahal seharusnya seorang ayah merawat dan melindungi anaknya sendiri.
Ini kejadiannya. Seorang ayah pulang dari kerja —karena penat—minta dipijit pada anaknya. Dengan senang hati sang anak melakukan perintah ayahnya. Setelah ayahnya membuka baju, anaknya pun segera mulai memijit. Dimulai dari punggung.
Baru beberapa menit tiba-tiba sang anak menghentikan pijatannya karena ada sesuatu yang berbeda pada punggung ayahnya.
“Kok berhenti, ada apa nak?”
“Anu yah, punggung ayah kok ada gambarnya”
“Apa?, ada gambar apa?”
“Sepertinya gambar peta Yah, warnanya keputih-putihan”
“Jaga mulutmu nak, ayah yang paling tahu dengan tubuh ayah sendiri, tubuh ayah mulus, tidak ada noda sedikitpun seperti yang kamu bilang”
“Kalau bagian depan ayah bisa melihat sendiri permukaan kulit ayah, tapi melihat kulit punggung ayah perlu orang lain atau cermin, yah”
“Aku ini ayahmu, lebih tahu dan lebih pintar dari kamu, jangan coba-coba menggurui ayah!!”
Setelah dibentak ayahnya, sang anak pun segera beranjak dan mengambil dua buah cermin untuk diberikan pada ayahnya agar mudah melihat kuduknya sendiri.
“Nah itu yah, lihat ada gambar peta di kuduk ayah, apa itu yang disebut panu, ya yah?”