Mohon tunggu...
PAK DHE SAKIMUN
PAK DHE SAKIMUN Mohon Tunggu... pensiunan penjaga sekolah -

Sedang menapaki sisa usia. Mencari teman canda di dunia maya. Hobi apa saja termasuk membaca dan (belajar) menulis. Bagi saya belajar itu tak berbatas usia. Menuntut ilmu dari ayunan hingga liang lahad. Motto : Seribu orang teman sangat sedikit, dan satu orang musuh terlalu banyak.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Opera Van Senayan

30 Oktober 2015   20:03 Diperbarui: 30 Oktober 2015   20:31 573
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di sebuah stasiun TV swasta, ada tayangan komedi yang menarik, acara itu terkenal dengan nama Opera Van Java, familiar disebut OVJ. Ada yang suka, banyak juga yang tidak suka dengan tayangan itu.

Bagi yang suka acara yang didalangi oleh Parto itu akan menanti-nanti tayangannya. Mungkin ada juga yang bertanya-tanya, apa sih yang disukai pada tayangan itu? dalangnya, pemainnya, ceritanya, atau kreasinya? Ada pula yang menilai tayangan yang tidak mendidik, kekanak-kanakan dan sebagainya.

Memang ada satu dua adegan yang bisa memengaruhi perilaku anak, misalnya adegan kepruk-keprukan, meskipun propertinya terbuat dari sterofoam. Hal itu berbahaya jika ditiru oleh anak-anak.

Jangan khawatir, bila Anda tidak suka menonton tayangan OVJ. Ada tayangan alternatif yang layak Anda tonton. Lebih lucu, lebih segar, lebih mendidik, lebih kreatif, dan yang pasti lebih menarik dari OVJ, namanya OVS (Opera Van Senayan).

Patut diacungi jempol aktor-aktor OVS. Bahkan empat jempol buat sang “dalang”. Untuk apa empat jempol? Untuk kreasinya itu lho! Baru kali ini terjadi dalam sejarah ada acara resmi kenegaraan pimpinan sidang mengenakan masker. Itukah yang kalian berikan sebagai bentuk solidaritas terhadap korban kabut asap? Bahkan saking “lucunya”, saat mengumandangkan lagu kebangsaan Indonesia Raya saja mulutnya tetap tertutup masker, ironis!

Jika hal itu dianggap wajar-wajar saja, kedepan akan menjadi preseden buruk. Bayangkan ketika DPR mengadakan sidang tentang Pansus Lumpur misalnya, pimpinan DPR dalam sidang harus melumuri seluruh tubuhnya dengan lumpur.

Tetapi, kami sebagai rakyat sangat mengucapkan jutaan terimakasih kepada wakil kami atas kreasi dan kelucuannya yang dapat menyembuhkan kekangenan kami pada Srimulat.

Wahai wakil kami bukalah masker kepura-puraanmu yang katanya mewakili kami padahal demi kepentingan dan golonganmu sendiri. Padamkanlah api kearogananmu. Kibaslah kabut-kabut kelicikanmu. Sibaklah asap-asap kebencianmu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun