Mohon tunggu...
PAK DHE SAKIMUN
PAK DHE SAKIMUN Mohon Tunggu... pensiunan penjaga sekolah -

Sedang menapaki sisa usia. Mencari teman canda di dunia maya. Hobi apa saja termasuk membaca dan (belajar) menulis. Bagi saya belajar itu tak berbatas usia. Menuntut ilmu dari ayunan hingga liang lahad. Motto : Seribu orang teman sangat sedikit, dan satu orang musuh terlalu banyak.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Bunga Bunga Penebar "Virus"

22 Juli 2012   07:20 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:44 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13430444761259761667

Hari Kamis Tanggal 10 Juli 2012 kemarin saya mendapat kiriman harian Kompas dari anak saya di Padang. Koran itu sudah distaples menjadi dua bagian. Bagian pertama halaman 1 hingga halaman 32 berisi tentang berita politik dan hukum, opini, internasional, ekonomi, olah raga dan lain-lain. Sedangkan bagian lainnya berisi rubrik teropong, kompasiana freez, klasika dan perjalanan.

Sebelum membaca yang lain, sudah pasti saya baca-baca dulu kompasiana freez meskipun sebelumnya saya sudah baca di kompasiana. Disitu ada beberapa tulisan Kompasianer yang dimuat di Freez edisi 51, diantaranya tulisan Siti Mugi Rahayu yang judulnya sudah dirubah menjadi “Masa Orientasi Tidak Harus Tegang dan Menakutkan”, karya Mita “Belajar MOS dari Resto Cepat Saji”, Lilih Wilda dengan judul “Lima Langkah Berhemat di Bulan Ramadhan” dan karya Yswitopr “Jejak Hindu di Situs Batu Kade “.

Dari empat Kompasianer yang tulisannya dimuat di Kompasiana Freez hari itu, tiga diantaranya adalah penulis wanita. Selain faktor keberuntungan dan sesuai dengan momen, tulisan mereka memang layak dan sangat pantas menjadi pilihan admin untuk menampilkannya di Kompasiana Cetak atau Freez.

Jika satu edisi freez memuat 4 tulisan Kompasianer berarti sejak diterbitkan Kompasiana Freez sebagai suplemen harian Kompas tidak kurang 200-an tulisan Kompasianer yang dimuat di Kompasiana Freez.

Mungkin ada yang tulisannya baru dimuat satu kali atau mungkin juga sudah banyak yang tulisannya dimuat berkali-kali di Kompasiana versi cetak tersebut. Selain menjadi kebanggan penulisnya itu sendiri,hal itu bisa memotivasi dan menginspirasi para Kompasianer lainnya untuk selalu menulis, menulis dan menulis.

Dari 200-an tulisan dan daripuluhan atau ratusan Kompasianer yang karyanya dimuat di Kompasianer Freez, baru empat tulisan diatas saya membacanya, lantaran saya tidak berlangganan harian Kompas dan koran Jakarta tidak masuk hingga ke daerah kami, hanya koran lokal yang ada. Untungnya kemarin anak saya mengirimi Koran Kompas dan terbitan hari kamis pula sehingga bisa menjadi inspirasi, akhirnya ada ide untuk menulis, ya tulisan ini.

Selain tiga penulis wanita yang saya sebutkan diatas, pasti banyak penulis-penulis hebat yang tulisannya bertebaran diberbagai rubrik di Kompasiana ini dan pastinya pernah dimuat di Kompasiana Freez. Sebut saja Arimbi Bimoseno yang tulisannya sudah terpampang di toko buku toko buku Gramedia, Aridha Prasetya yang tulisannya sejuk, adem dan selalu memberi pencerahan, Bidan Care atau Romana Tari , Siti Swandari, Leil Fataya, Indri Rahmawati dan masih buuaaanyaaak lagi Srikandi Srikandi Sastra di Kompasiana ini yang tulisannya menjadi “virus” menulis dan memotivasi serta menginspirasi.

Terimakasih wahai bunga-bunga Kompasiana si penebar “virus”.

Saya ingin tertular “virus” itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun