Mohon tunggu...
PAK DHE SAKIMUN
PAK DHE SAKIMUN Mohon Tunggu... pensiunan penjaga sekolah -

Sedang menapaki sisa usia. Mencari teman canda di dunia maya. Hobi apa saja termasuk membaca dan (belajar) menulis. Bagi saya belajar itu tak berbatas usia. Menuntut ilmu dari ayunan hingga liang lahad. Motto : Seribu orang teman sangat sedikit, dan satu orang musuh terlalu banyak.

Selanjutnya

Tutup

Humor

(Bukan Humor) Diadu Kambing

8 Juni 2012   14:29 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:14 685
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13391652641069040821

[caption id="attachment_181600" align="alignnone" width="640" caption="diadu kambing"][/caption]

Sebelumnya saya mohon maaf bagi Anda yang berada di kota, terlebih lagi jika Anda dari kalangan elit. Anda tidak pantas meskipun hanya sekadar membaca satu paragraf saja tulisan ini. Tulisan ini hanya layak dibaca oleh orang kampung. Namun jika Anda memaksa juga untuk membacanya, sayapun tidak bisa melarang. Dan apabila Anda menyesal setelah membaca tulisan ini, jangan salahkan saya. Oke!?

Kalimat ini nggak usah dibaca, langsung saja keparagraf berikut.

Adu kerbau ada, adu sapi biasa, adu ayam sudah umum, adu domba atau kambing juga biasa, tapi kalau manusia diadu kambing barulah luar biasa. Apa ada manusia diadu oleh kambing? Ada! Bukan hanya cerita tapi ini benar-benar fakta. Inilah kisahnya.

Mat Sabin hampir kandas kesabarannya ketika tanamannya dimakan kambing-kambing tetangga yang dilepas tanpa diikat. Meskipun sudah dipagar, namun kambing itupun bisa mencari celah untuk masuk keladang Mat Sabin saat mengintip bahwa didalam ladang itu ada makanan jagung yang baru mulai tumbuh.

Biasanya hanya dihalau saja agar kambing-kambing tetangga itu tidak memakan tanaman yang baru mulai tumbuh. Namun yang namanya kambing, meskipun berkali-kali dihalau ketika pemilik ladang itu lengah kambing itupun masuk lagi lewat sela-sela pagar.

Karena kejengkelannya sudah memuncak ketika mengetahui kambing tetangga itu masuk keladang dan memakan tanaman, Mat Sabin melempar kambing itu dengan batu, kena kakinya dan pincang.

Dul Menda pemilik kambing itu terkejut ketika sore hari mendapatkan kambingnya pincang kakinya. Dia sudah menebak ini pasti ulah Mat Sabin tetangganya yang melempar kambingnya hingga pincang itu. Diapun langsung kerumah Mat Sabin untuk minta ganti rugi kambingnya yang menjadi cacat kakinya.

“ Pak, tadi Bapak melempar kambing saya, sehingga kakinya pincang “

Kambing yang mana?”

“Itu, kambing yang hitam itu”

“Oh,...maaf itu kambingmu to”

“Benar Pak, apa Bapak tidak tahu kalau itu kambing saya”

“Maaf , sungguh saya tidak tahu, saya sangat menyesal , kalau saja saya tahu bahwa itu kambingmu sudah kubunuh kambing itu sejak dulu-dulu !!!”

Akhirnya Mat Sabin dan Dul Menda bertengkar hingga berkelahi. Kedua-duanya babak belur.

Terus ceritanya bagaimana? Nggak usah diterusin, ini kan cerita orang diadu oleh kambing. Ya sudah kan orangnya sedang berkelahi, biarkan saja nggak usah dilerai. Salah sendiri, manusia kok mau diadu oleh binatang.

======================================================

Demi menjaga kerukunan antar tetangga. Marilah kita saling menghormati. Pemilik hewan ternak ingin mendapat hasil dari hewan yang dipeliharanya. Demikian juga petani ingin mendapat hasil dari tanamannya.

Terkadang kita sebagai manusia yang katanya mahluk yang berakal budi diantara mahluk mahluk lain, sering bertengkar dan berkelahi sesama manusia karena diadu oleh kambing atau hewan yang lain.

Yang satu tidak terima karena tanamannya dimakan kambing. Yang lain tidak terima karena ternaknya dilukai. Dari situlah dimulainya pertengkaran hingga menjadi perkelahian antar tetangga, dan terkadang bisa memicu tawuran masal.

Wahai kambing-kambing, eh maaf manusia-manusia janganlah kita mau diadu oleh hewan, karena kita mahluk yang berakal budi, kita bukan hewan, kan?.

BACAAN ORANG KAMPUNG, ORANG KOTA DILARANG BACA !

Semoga orang kampung(an) membaca tulisan ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun