Mohon tunggu...
PAK DHE SAKIMUN
PAK DHE SAKIMUN Mohon Tunggu... pensiunan penjaga sekolah -

Sedang menapaki sisa usia. Mencari teman canda di dunia maya. Hobi apa saja termasuk membaca dan (belajar) menulis. Bagi saya belajar itu tak berbatas usia. Menuntut ilmu dari ayunan hingga liang lahad. Motto : Seribu orang teman sangat sedikit, dan satu orang musuh terlalu banyak.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Gelembung Rahwana

9 Agustus 2014   05:59 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:00 1244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14075134821476050025

[caption id="attachment_318463" align="aligncenter" width="600" caption="Gelembung Rahwana. Dok.Pri"][/caption]

Dalam epos atau epik Ramayana ada seorang Raja Raksasa dari Negara Alengka yang bernama Prabu Dasamuka atau Rahwana. Rahwana sangat kondhang kaonang-onang kalokå kajånå priyå sebagai raja yang sangat kaya raya, bèrbandå bèrbandhu dan sakti måndrågunå, ora têdhas tapak paluning pandhé, tanapi têdhaning akikir, tinatah mêndat jinårå mèntèr, pokoknya sakti bangêt lah.

Bukan hanya sakti måndra gunå, Rahwana juga tidak bisa mati karena mempunyai aji Rawarontèk dan aji Påncåsonå. Konon meski sêdinå mati kaping pitu asal masih menyentuh tanah akan bisa hidup kembali. Wah jagat raya  cepat penuh ya jika semua orang punya aji Pancasona. Padahal seharusnya tidak sampai tujuh kali mati, lima kali mati saja sudah tak bisa hidup kembali, pasalnya Pancasona itu artinya lima anjing. Panca lima, dan Sona artinya anjing. Mungkin maksudnya Rahwana mempunyai lima nyawa anjing. Ah ndhak tahu lah, yang jelas ceritanya begitu.

Namun sayangnya kesaktian Rahwana itu dijadikan sebagai agul-agul, sombong, angkuh, loba, tamak dan sangat arogan, adigang adigung adiguna, mentang-mentang kaya, mentang-mentang sakti, mentang-mentang perkasa.....mentang-mentang.....mentang-mentang yang lain.

Selain itu ayah Raden Indrajit itu terkenal sebagai raja angkårå murkå budi candhålå. Makanya Rahwana pantas menjadi simbol dan mewakili tokoh antagonis. Sedangkan saingannya, Prabu Ramawijaya sebagai tokoh protagonis.

Dalam cerita Ramayana pertikaian panjang antara Prabu Ramawijaya dengan Prabu Dasamuka itu diawali dengan diculiknya Dewi Sinta oleh Rahwana untuk dijadikan sebagai isterinya yang kesekian. Dan pertikaian itu menyebabkan banyak korban dari kedua kubu. Dari kubu Ramawijaya, wadya wanara atau bala tentara kera banyak yang menjadi korban kebengisan Rahwana. Demikian juga dari kubu Rahwana, serdadu raksasa banyak yang tewas oleh Hanoman yang di dukung oleh bangsa kera, beruk, simpai, siamang, gorila, dan pokoknya keluarga orang utan lah.

Setelah para panglima perang Alengka banyak yang gugur, seperti Patih Prahastha, Kumbakarna, Indrajit dan lainnya, maka selanjutnya Rahwana sendiri yang maju di palagan melawan Prabu Ramawijaya beserta wadya wanara yang tersisa.

Dengan majunya Rahwana dalam rananggånå , semakin banyak bala tentara rewåndå tewas terinjak-injak oleh kalapnya sang penculik isteri Rama tersebut.

Berbagai senjata tidak ada yang mampu menggores sekalipun kulit Rahwana. Tinggal satu senjata andalan Prabu Ramawijaya yang belum digunakan. Yakni sejenis rudal (peluru kendali)  yang bernama Kiai Danu atau Dewandanu ada juga yang menyebut Kiai Guwawijaya. Pasalnya senjata itu tidak boleh digunakan sembarangan, hanya boleh digunakan pada saat-saat tertentu.

Kiai Danu adalah senjata canggih, bisa berinteraksi dengan manusia, mempunyai sensor suhu tubuh manusia atau sensor denyut jantung manusia. Makanya ketika di ditujukan ke Prabu Rahwana ia langsung menoreh-noreh tubuh Rahwana. Meskipun tidak bisa sampai membunuh, Kiai Danu cukup menyiksa Prabu Rahwana hingga berdarah-darah. Rahwana pun lari pontang-panting dan bersembunyi di semak belukar untuk menghindari kejaran Kiai Danu tersebut. Namun karena rudal andalan Prabu Rama tersebut mempunyai sensor suhu dan denyut jantung maka dimana lari dan sembunyiya Rahwana bisa terdeteksi oleh Kiai Danu.

Selanjutnya Rahwana menyelinap diantara sela-sela dua gunung. Nah, dua gunung itu adalah jelmaan dari dua kepala anak Rahwana sendiri yang bernama Sondara dan Sondari  yang dipenggal oleh sang ayah untuk mengelabui Dewi Sinta.

“Terimakasih Ayah tercinta, akhirnya penantian panjangku tiba menuju nirwana bersama ayah” gumam Sondara Sondari seraya menghimpit tubuh Rahwana yang memang sudah tak berdaya kehabisan tenaga dan nafas lantaran dikejar-kejar oleh Kiai Danu.

Hampir saja Rahwana bisa menggeser dua gunung yang menghimpitnya, beruntung Sang Kapiwara (Hanoman) selalu mengikuti kemana perginya Rahwana, akhirnya, dibantu oleh Hanoman, Sondara Sondari berhasil menghimpit jasad ayahnya hingga tidak bergerak sama sekali. Matikah Rahwana?

“Hahahaha.....Ramaaaa....jangan bersuka ria, jangan euforia, jangan berpesta pora dulu, karena melihat tubuhku tak bergerak. Aku belum kalah Ramaaa, aku belum mati Ramaaa. Dendamku padamu takkan pernah padam Ramaaa. Meskipun jasadku terhimpit oleh dua gunung batu, namun arwahku akan selalu menghantuimu Ramaaa, akan menggodamuuu, akan mengganggumu hingga terlampiaskan dendamku, tunggu pembalasanku Ramaaa..maa..ma..ma..aaa..aa..a..a..a..a..a”, teriakan terakhir Rahwana  disusul dengan muncratnya darah dari mulut Rahwana yang dibarengi berhamburannya ribuan gelembung-gelembung.

Menurut sang empunya cerita, gelembung-gelembung itu merupakan virus jahat, virus angkara murka. Siapa saja yang terhinggapi atau tersentuh gelembung-gelembung itu akan tertular sifat dan watak atau karakter Prabu Rahwana. Adigang, adigung, adiguna. Sombong, angkuh, loba, tamak, bengis, brutal, dumeh (mentang-mentang) dan sebagainya. Mungkin korupsi juga....hahahaha.

Makanya jangan dekat-dekat. Sebab yang berpotensi tertular virus tersebut adalah yang dekat atau sangat dekat dengan sumber gelembung tersebut. Gelembung apa gemblung...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun