[caption id="attachment_412273" align="aligncenter" width="600" caption="ilustrasi : www.outhealingmoments.com"][/caption]
Teknologi komunikasi telah berkembang sedemikian pesat, sehingga mengubah perilaku manusia. Dampak positif sangat banyak didapatkan dari teknologi ini, namun tidak jarang menimbulkan persoalan sampai ke tingkat yang sangat berat. Dalam kehidupan keluarga, banyak konflik suami istri yang dipicu oleh faktor teknologi komunikasi.
Ketika seorang suami atau istri telah mengidap penyakit kecanduan gadget, maka akan menimbulkan sejumlah konflik dengan pasangan. Apabila kondisi ini dibiarkan berlarut-larut, akan memudahkan munculnya ketegangan yang lebih parah, yang tidak jarang berujung kepada perceraian.
Ada berbagai kondisi yang memicu pertengkaran suami istri karena faktor kecanduan gadget. Di antaranya adalah sebagai berikut:
[caption id="attachment_412275" align="aligncenter" width="428" caption="ilustrasi : www.niti-nat.com"]

1. Mengalihkan Pembicaraan
Ketika suami dan istri tengah asyik mengobrol atau tengah serius membahas suatu masalah, tiba-tiba ponsel berdering. Semestinya ia bisa mematikan telpon, namun yang terjadi pasangan justru menerima panggilan telepon tersebut. Ia mulai asyik mengobrol melalui telepon dan mengalihkan tema pembicaraan yang sedang dilakukan.
Demikian pula saat suami dan istri tengah berbincang mesra, mendadak salah satu asyik membuka gadget dan membalas pesan WhatsApp atau BBM dengan teman-temannya. Pengalihan pembicaraan karena asyik menggunakan gadget ini kerap menimbulkan kekecewaan dan sakit hati pasangan. Akhirnya muncullah pertengkaran di antara mereka.
[caption id="attachment_412278" align="aligncenter" width="350" caption="ilustrasi : www.tumblr.com"]

2. Mengganggu Keintiman Saat Bercinta
Ketika suami dan istri tengah asyik bercinta, tiba-tiba ponsel berdering, karena lupa dimatikan atau lupa dibuat mode silent. Hal ini akan sangat mengganggu suasana kejiwaan suami istri tersebut. Lebih menyebalkan lagi jika suami atau istri meninggalkan pasangannya untuk menerima panggilan telpon tersebut. Ini akan membuat suasana kekecewaan yang mendalam pada pasangan.
Demikian pula ketika suami dan istri tengah asyi bercinta, diganggu oleh suara notifikasi pesan masuk dari Line, WhatsApp, SMS, BBM, email dan lain sebagainya. Berulang-ulangnya notifikasi itu bisa merusak konsentrasi dan suasana saat bercinta dengan pasangan.
[caption id="attachment_412279" align="aligncenter" width="550" caption="ilustrasi : www.digitalparenting.ie"]

3. Mengganggu Suasana Santai
Suatu kondisi yang sangat menyebalkan bagi istri adalah ketika suami pulang kerja namun di rumah masih sibuk dengan perangkat gadget atau ponselnya. Demikian pula, suami akan sangat jengkel ketika ia pulang ke rumah menjumpai istri yang sibuk dan asyik dengan gadgetnya. Suami atau istri merasa terabaikan dan tidak dibutuhkan. Kondisi ini memudahkan munculnya pertengkaran dan konflik.
Pasangan pasti akan merasa tidak nyaman dan sangat jengkel jika dirinya diabaikan, karena suami atau istri lebih memilih memegangi dan memperhatikan gadget daripada dirinya. Suasana santai di rumah menjadi rusak karena kecanduan gadget. Ini kerap memicu pertengkaran dan konflik antara suami dan istri.
[caption id="attachment_412280" align="aligncenter" width="490" caption="ilustrasi : www.coolravings.ca"]

4. Merusak Kebahagiaan Liburan
Liburan dan waktu akhir pekan adalah kesempatan bagus untuk bercengkerama dan berkegiatan mesra bersama pasangan tercinta. Suasana itu menjadi rusak karena suami atau istri memilih ayik dengan gadgetnya. Saat berlibur bersama keluarga menuju tempat wisata, di sepanjang perjalanan suami atau istri asyik berbalas pesan melalui fitur komunikasi di gadgetnya.
Demikian pula saat sampai di lokasi wisata, bukan kebersamaan yang didapatkan, namun suami atau istri tetap asyik dengan gadgetnya. Semestinya mereka bermain dan berkegiatan bersama dalam suasana bahagia di tempat wisata, namun ternyata hanya pindah tempat saja dalam memainkan gadgetnya. Pasangan merasa terabaikan dan akhirnya suasana liburan mereka menjadi rusak.
[caption id="attachment_412283" align="aligncenter" width="610" caption="ilustrasi : www.digitalparenting.ie"]

5. Mengabaikan Pasangan
Gadget bisa berdampak buruk pada kesehatan mental seseorang, apabila sampai kepada taraf kecanduan. Konsentrasi pikiran dan hatinya hanya terpusat pada gadget, tanpa menghiraukan lingkungan sekitar. Â Hal yang terakhir dilihat sebelum tidur adalah gadget. Hal pertama yang dilihat setelah bangun tidur adalah gadget. Kekecewaan terbesar yang dirasakan adalah ketika handphone atau gadget ketinggalan atau bahkan hilang.
Kepeduliannya adalah kepada hal yang terkait dengan gadget. Ia tersiksa saat tidak mendapatkan signal internet atau wifi. Ia tersiksa saat batterai low bat dan tidak ada colokan listrik. Ia gelisah saat lupa tidak membawa powerbank. Ia sedih saat gadgetnya hank. Semua pikiran dan perhatiannya adalah tentang gadget. Bukan soal perasaan pasangan.
Ketika pasangan merasa diabaikan, pasti akan menimbulkan perasaan sakit hati dan kekecewaan. Ujungnya adalah pertengkaran dan konflik yang berkepanjangan. Segeralah mengobati kecanduan gadget. Jangan biarkan diri anda terjajah oleh teknologi. Lebih penting merawat kebersamaan dan cinta kasih dengan pasangan, dibandingkan gadget.
Bahan Bacaan :
http://www.merdeka.com/gaya/kecanduan-gadget-bikin-hubungan-cinta-jadi-runyam.html
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI