Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Mudik Menyenangkan bersama Keluarga

26 Juli 2014   13:56 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:07 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi/Kompasiana (KOMPAS / AGUS SUSANTO)

[caption id="" align="aligncenter" width="632" caption="Ilustrasi/Kompasiana (KOMPAS / AGUS SUSANTO)"][/caption] Saat ini para pemudik sudah mulai memadati jalan raya di sepanjang Pantura maupun jalur selatan pulau Jawa. Berdasarkan catatan Jasa Marga, pada H-5 lebaran, kepadatan kendaraan dari Cikampek menuju Pantura adalah 29.800 kendaraan, H-4 mencapai 36.000 kendaraan, dan H-3 jumlahnya diprediksi mencapai 41.000 kendaraan. Kondisi ini tentu menimbulkan potensi kemacetan yang cukup tinggi.

Kementerian Perhubungan memprediksi, malam ini nanti (Sabtu 26 Juli 2014) sebanyak 137.385 kendaraan akan meninggalkan Jakarta. Kendaraan itu diperkirakan mulai bergerak dari pukul 15.30 hingga 23.59 WIB. "Angka totalnya maksimal 10 persen lebih banyak dari kendaraan yang bergerak ke luar Jakarta pada H-3 lebaran tahun lalu," kata Kepala Seksi Perlengkapan Jalan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Dina Kusumahati Darmananta, Jumat 25 Juli 2014.

Menurut Dina, pada H-3 tahun lalu, total kendaraan yang keluar Jakarta sejumlah 253.549. Pada H-3 tahun ini, angka ini diprediksi meningkat maksimal 10 persen atau menjadi 278.903 unit. Sementara itu, sejak Jumat dini hari tadi hingga pukul 15.30 WIB, baru 141.518 kendaraaan yang meninggalkan Jakarta. Artinya, sisa kendaraan yang akan keluar sampai tengah malam nanti mencapai 137.385 kendaraan.

Situasi kepadatan jalan raya ini bukan hanya mempengaruhi kecepatan dan kelancaran perjalanan, namun bisa mempengaruhi suasana kejiwaan para pemudik. Dalam kondisi berpuasa, menghadapi jalanan yang sangat padat dan macet di berbagai titik, ditambah lagi dengan kondisi angkutan yang bisa jadi tidak cukup nyaman, membuat para pemudik gerah dan mudah tersulut emosi.

[caption id="" align="aligncenter" width="428" caption="ilustrasi : www.corakwarna.com"]

14063325662087284366
14063325662087284366
[/caption]

Nikmati Saja Segala Kondisi Perjalanan

Kunci utama dari kenyamanan mudik adalah kemampuan menciptakan situasi menyenangkan sepanjang perjalanan mudik. Sejak berangkat dari rumah, semua anggota keluarga yang ikut mudik sudah dikondisikan untuk selalu menikmati kondisi perjalanan. Tidak perlu mengeluhkan soal kepadatan dan kemacetan, karena itu sudah menu rutin setiap mudik lebaran.

Jika mudik menggunakan angkutan umum seperti bus, kereta api atau travel, bawa perlengkapan secukupnya untuk menjadi teman aktivitas sepanjang perjalanan agar tidak membosankan. Misalnya membawa buku bacaan, majalah, gadget, atau mainan anak yang ringan dan mudah dibawa, sehingga bisa digunakan untuk berkegiatan sembari perjalanan.

Jika mudik dengan motor, tidak perlu memaksa diri untuk terus berjalan. Jika sudah lelah, istirahat saja sambil refreshing. Jika membawa anak, harus lebih sering istirahat agar tidak membuat anak stres oleh lamanya waktu berkendara motor. Kenyamanan dan keamanan perjalanan jauh lebih penting dibandingkan dengan target waktu berkendara menuju tempat mudik.

Jika mudik dengan mobil pribadi atau mobil sewa yang dibawa sendiri, nikmati saja perjalanannya. Selama di dalam perjalanan, bisa menciptakan situasi gembira bersama keluarga di tengah kepadatan, kebisingan dan kemacetan jalan raya. Selain membawa berbagai perbekalan untuk teman kegiatan selama perjalanan, bisa juga melakukan berbagai permainan sederhana di dalam mobil. Seperti tebak-tebakan, cerita, dan aneka permainan ringan dengan kata-kata dan gerakan sederhana.

Jangan Emosi, Santai Saja

Ingat, jangan terpancing emosi, seperti apa pun kondisi perjalanan. Dengan kepadatan dan kemacetan jalan raya, sudah pasti akan ditemukan berbagai macam peristiwa yang tidak diinginkan. Seperti perilaku sopir yang ugal-ugalan, kejadian motor atau mobil "nyelonong" yang membahayakan diri dan orang lain, perilaku sopir yang tidak sabar, bunyi klakson yang membuat bising, suara memaki akibat emosi, atau adanya penumpang mabuk yang mengganggu penumpang lainnya.

Berada dalam ruang publik bersama kerumunan massa yang sangat banyak, sudah pasti akan diwarnai dengan kemunculan berbagai fenomena serta kejadian. Tidak mungkin semua serba tertib dan teratur. Di Indonesia, sangat suilit mengharapkan ketertiban dan keteraturan di jalan raya. Selain infrastruktur transportasi yang belum bagus, juga sikap mental kita sendiri yang membuat sulit menjadi suasana jalan semakin ramai dan heboh.

Menyadari kondisi seperti itu, siapkan mental baik-baik. Tahan diri ketika menghadapi situasi kemelut di perjalanan. Tidak perlu terpancing emosi melihat sikap emosional orang lain. Santai saja, sikap santai Anda akan membawa kenyamanan perjalanan mudik bersama keluarga.

Jika muncul suasana emosi, misalnya penumpang yang marah-marah, anak-anak yang menangis dan ribut, ditambah situasi jalan yang memang sangat sulit kondisinya, bisa membuat sopir ikut emosi. Akan sangat berbahaya jika sopir mulai ikut emosi, karena membahayakan perjalanan. Sopir harus selalu tenang, tidak boleh emosional. Maka semua penumpang wajib membantu menciptakan kondisi yang membuat sopir tidak emosi.

Sebaliknya, ketika sopir terpancing emosi akibat ulah kendaraan lain, bisa menyebabkan penumpangnya pun ikut emosi. Dampaknya akan buruk jika antara sopir dan penumpang saling menguatkan suasana emosi tersebut. Misalnya penumpang yang "mengompori" sopir, "Kejar saja mobil itu, kasih pelajaran," atau "Jangan mau kalah, salip saja bus itu," dan kalimat provokatif lainnya, membuat sopir panas hati dan terpancing emosi.

Jika sopir terbakar emosi, pertimbangan keselamatan sudah diabaikan. Ia akan lebih mementingkan memenuhi emosi dan gengsi, sehingga melakukan tindakan yang membahayakan diri beserta seluruh penumpang yang dibawa, ditambah pengguna jalan raya lainnya. Hanya karena sikap sopir yang emosi, dampaknya bisa merugikan banyak pihak yang tidak terkait sama sekali dengan pemicu emosi tersebut.

Maka semua pihak harus bisa bersabar menghadapi suasana perjalanan yang pasti akan sangat padat dan macet. Santai saja, taati rambu-rambu dan etika berkendara di jalan raya. Tidak perlu memaksa diri untuk terus berjalan jika mulai muncul suasana emosi. Menepi, berhenti, istirahat sejenak, lemaskan ketegangan, ketika suasana jiwa sudah nyaman baru berangkat lagi.

Jadi, gembira saja. Santai saja. Nikmati semua kondisi perjalanan, maka mudik anda bersama keluarga akan selalu menyenangkan hingga sampai di tujuan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun