[caption id="attachment_335015" align="aligncenter" width="1023" caption="ilustrasi : www.wallpapersdesktopdownload.blogspot.com"][/caption]
Ini kisah cinta Andi dan Lusi. Mereka sudah membina hubungan spesial dalam waktu cukup lama, hampir lima tahun. Sedemikian kuat hubungan mereka, sampai Lusi merasa yakin bahwa dirinya adalah “the one” di hati Andi, dan ia pun telah menutup hatinya dari lelaki lain. Andi juga telah menjadi “the one” dalam dirinya.
Sekian lama berhubungan, belakangan Susi mendesak Andi agar segera meminang dan menikahinya. Ia tidak mau berlama-lama dalam pacaran atau hubungan tanpa status. Namun Andi seperti tidak tertarik dengan tantangan Lusi tersebut.
Betapa terkejut Lusi, ketika tiba-tiba Andi justru memutuskan hubungan dengannya. Alih-alih meminang dan mengajaknya ke pelaminan, justru yang terjadi Andi menjauh dari Lusi serta menyatakan tidak ada hubungan apapun dengannya. Lusi berusaha mencari tahu apa “kesalahannya”, dan Andi hanya mengatakan “tidak ada yang salah”.
Belakangan Andi sempat menyampaikan kepada seorang teman dekatnya, bahwa ia tidak suka dipaksa-paksa Lusi untuk segera menikahinya. Andi merasa, Lusi terlalu mengaturnya dan terlalu dominan dalam mengambil keputusan. Tentu saja Lusi sedih dan sakit hati dengan peristiwa ini. Ia tidak menyangka hubungan yang sudah berjalan demikian lama bisa putus hanya dalam waktu sekejap saja.
Namun ada yang membuat Lusi lebih kaget dan sedih lagi. Tidak sampai satu tahun sejak Andi memutuskan hubungan dengannya, ternyata Andi menikah dengan perempuan lain. Lusi merasa sedih, marah, jengkel, geram dan heran bercampur aduk menjadi satu. Ia tidak habis pikir bagaimana Andi cepat memutuskan menikah dengan perempuan yang belum lama dikenalnya.
"Aneh banget", ujar Lusi mengomentari pernikahan Andi.
Kisah sedih yang dialami Lusi, sudah sangat banyak kejadiannya. Pada akhirnya Lusi hanya merasa menyesal telah berhubungan dengan lelaki yang tidak bertanggung jawab dan mengkhianati kepercayaan cintanya selama ini.
Tetapi, apakah sesungguhnya yang terjadi pada Andi dan laki-laki lain yang semacam ini?
Ada satu kata kunci yang bisa menjelaskan fenomena ini, yaitu kesiapan menikah. Laki-laki ternyata tidak cukup memerlukan hadirnya seseorang yang menjadi “the one” dalam dirinya, atau dirinya menjadi “the one” bagi seorang perempuan. Namun laki-laki memerlukan kesiapan yang memadai dalam dirinya untuk mengambil keputusan menikah.