Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kancing Kemeja Penyulut Konflik Pasutri

25 Juni 2013   07:19 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:28 2097
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13721194821354998870

[caption id="attachment_270309" align="aligncenter" width="281" caption="ziezaahh.blogspot.com"][/caption]

Pada postingan terdahulu telah saya sampaikan mengenai konflik pasangan suami isteri (pasutri) yang bersumber dari karakter personal yang tidak mau mengalah. Suami dan isteri memiliki ego yang tinggi, dan masing-masing bersikukuh untuk mempertahankan dan membela ego masing-masing. Dalam setiap konflik, kedua belah pihak merasa paling benar dan tidak mau menundukkan ego, sehingga konflik berlarut-larut dan berkepanjangan tidak mudah diselesaikan.

Pada banyak contoh kejadian, konflik yang bermula dari sifat tidak mau mengalah ini sangat tidak produktif. Karena seringkali hanya untuk mendapatkan kepuasan telah berhasil “mengalahkan” pasangan. Seakan-akan mendapatkan piala atau piagam atas kemenangannya mengalahkan pasangan, atau bahkan membuat malu pasangan. Hal-hal yang sangat sepele dan tidak esensial, saggup membuat pertengkaran yang berkepanjangan.

Sungguh Sangat Sepele

Sekarang coba perhatikan lebih rinci. Pada pasangan suami isteri yang baru berusaha melakukan penyesuaian, misalnya pada pasangan pengantin baru, berbagai persoalan kecil yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, bisa membuat mereka asyik berkonflik. Hanya dipicu oleh perkara kecil yang sangat tidak esensial, mereka bisa menghabiskan banyak waktu untuk berkonflik demi memenangkan egonya.

Saya tersenyum geli membaca sebuah artikel ringan di web http://supermancakep.wordpress.com tentang  “Empat Penyebab Konflik yang Enggak Banget”. Sepertinya sebuah lelucon, padahal ini sungguh-sungguh bisa terjadi –atau bahkan banyak terjadi—dalam kehidupan sehari-hari. Pada pasangan suami isteri yang tengah melakukan proses penyesuaian, dan masing-masing masih mempertahankan ego yang sangat tinggi, kisah-kisah konflik yang bersumber dari hal-hal kecil dan sepele seperti ini sangat sering terjadi. Anda akan tersenyum pula membayangkan kejadiannya.....

Berikut saya kutipkan artikel tersebut, dengan saya lakukan penyesuaian seperlunya sesuai konteks pembahasan bab ini.

Konflik Pasutri karena Kancing Kemeja

Benarkah cara memasang kancing kemeja bisa menjadi sumber konflik? Benar. Kebiasaan orang tentu berbeda-beda dalam memasang kancing kemeja. Ada orang yang biasa memasang kancing baju dari bawah dulu baru ke atas, dan ada pula yang memasang dari atas dulu baru ke bawah, bahkan ada yang acak. Cara memasang kancing kemeja bisa menjadi konflik antara pasangan suami isteri yang sama-sama memiliki sifat tidak mau mengalah.

Sang suami terbiasa memasang kancing kemeja dari bawah ke atas, sementara isteri memiliki kebiasaan sebaliknya. Bukan masalah yang penting kan? Juga bukan persoalan yang besar. Namun, perhatikan bagaimana sepasang suami istri yang bertengkar berikut ini:

Istri                  : “Abang, kok masang kancingnya dari bawah dulu sih? Harusnya dari atas, baru urut ke bawah...”

Suami            : “Loh… emangnya kenapa kalau dari bawah?”

Istri                  : “Ya gak bener lah… Harusnya tuh begini…” Jawab isteri sambil memasangkan kancing kemeja suami dari atas ke bawah.

Suami            : “Aduh... enggak lah… Kayaknya malah jadi ribet...” Suami merasa cara memasang kancing dari atas itu aneh, karena kebiasaan dari dulu ia selalu memasang kancing dimulai dari bawah.

Istri                  : “Abang ini diberi tahu cara yang bener kok gak mau....” Isteri mulai kesal dengan sikap suami.

Suami            : “Ribet banget, adek… Abang gak suka. Lebih simpel masangnya dari bawah...”

Istri                  : “Pokoknya harus dari atas masangnya !”

Suami            : “Gak mau… ini sudah dari dulu, dek… Sejak abang masih kecil sudah begini cara masang kancing baju...”

Istri                  : “Kebiasaan yang salah harus diubah... Pasang dari atas… Kalau nggak mau, ntar gak adek buatin sarapan....” Kata sang isteri sambil ngambek.

Iya kan? Hanya perkara cara memasang kancing kemeja saja bisa menimbulkan konflik, apabila suami dan isteri menyimpan sifat tidak mau mengalah. Isteri merasa pendapat da masukannya tidak diterima dan tidak diperhatikan. Suami merasa kebiasaannya dipersoalkan. Akhirnya masing-masing bersikukuh dengan pendapat dan pendiriannya, hanya karena sesuatu yang sagat kecil dan bukan persoalan yang layak untuk dijadikan bahan pertengkaran.

Sudah seharusnya kita semua menghindari pertengkaran tidak produktif seperti ini. Bukan apa-apa, kalau terbiasa melakukan pertengkaran-peretengkaran kecil seperti ini, akan memudahkan meledak menjadi pertengkaran besar yang lebih sulit didamaikan. Selamat pagi, selamat beraktivitas. Salam Kompasiana.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun