Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Indahnya Pacaran Bersama Pasangan

25 Maret 2016   13:27 Diperbarui: 25 Maret 2016   14:07 1670
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 [caption caption="ilustrasi : www.pinterest.com"][/caption]Menjalani hidup dalam masa yang panjang dengan orang yang sama, memerlukan seni untuk menciptakan keindahannya. Pasangan suami istri telah terikat oleh akad yang sangat kuat atas nama Allah, disahkan oleh agama dan hukum negara. Mereka akan menjalani hidup bersama dalam rumah tangga untuk waktu yang tidak ada batasnya. Sepanjang usia mereka masing-masing.

Jika tidak pandai untuk menciptakan keindahan dalam sepanjang hidup berumah tangga, akan mudah mengalami kebosanan, kelelahan, kehambaran dan kejenuhan. Oleh karena itu, hendaknya pasangan suami istri pandai menciptakan momentum indah bersama, momentum romantis berdua, dan momentum yang sangat mengesankan dalam kehidupan mereka.

Sekedar berjalan-jalan di kota berdua, atau duduk di taman menikmati suasana, atau bertamasya ke pantai atau hutan, merupakan pilihan yang bisa membuat suasana bahagia dan mengesankan. Hal apa yang membahagiakan anda berdua bisa berbeda-beda untuk satu pasangan dengan pasangan yang lainnya. Namun intinya adalah : ciptakan sebanyak mungkin momentum keindahan dan momentum romantis bersama pasangan.

Tidak terlalu penting dimana momentum itu diciptakan, karena yang lebih penting adalah kemampuan untuk menikmati momentum itu bersama pasangan, dan merasakan kebahagiaan serta keceriaan bersama pasangan. Lakukan berbagai hal untuk memanjakan dan membahagiakan pasangan, sehingga pada momentum tersebut anda berdua benar-benar berada dalam suasana yang sangat bahagia dan menyimpan memori keindahan yang sangat dalam.

Semakin banyak memori keindahan dan memori romantis anda ciptakan, akan semakin banyak cara bagi anda berdua untuk memanggilnya kembali dalam sepanjang perjalanan kehidupan anda. Kelak anda akan merasakan manfaat yang sangat besar, ketika perjalanan keluarga anda sudah mulai memasuki tahun kesepuluh, apalagiu tahun keduapuluh dan seterusnya. Anda akan mengerti betapa pentingnya menciptakan memori keindahan dan memori romantis bersama pasangan, justru saat anda mulai menemukan titik-titik kejenuhan dan kelelahan hidup berumah tangga.

Melewati waktu yang panjang bersama pasangan, di tengah berbagai kesibukan mengurus anak, menjalani profesi, mencari nafkah, menjalankan organisasi, bermasyarakat dan lain sebagainya, bisa membuat kejenuhan dan kelelahan. Cinta yang dulu sedemikian kuat dan membara, perlahan bisa meredup bahkan hilang sirna di telan masa. Kata-kata mesra yang dulu demikian mudah terucap, bisa hilang dan tidak pernah terdengar lagi dalam hidup berumah tangga. Semua berjalan serba rutin dan mekanis, seperti mesin atau robot yang tidak memiliki hati dan jiwa seni. Mengalir tanpa arah, hingga akhirnya merasa lelah dan ingin berhenti untuk menepi.

Di saat seperti itu, panggillah satu per satu memori indah dan memori romantis bersama pasangan. Anda bisa mengulanginya lagi. Kini anda kencan pacaran dengan pasangan. Melakukan hal yang sama, di tempat yang sama, dengan sarana yang sama, namun dalam suasana dan kondisi yang sangat berbeda. Dulu anda berdua masih muda belia, berlarian di pantai hingga senja tiba. Anda bergandengan tangan menyusui tepi pantai, seakan tiada lelahnya. Anda berpelukan sembari menatap matahari yang turun ke peraduannya.

Kini anda sudah lebih tua. Kenangan itu masih kuat anda ingat. Anda kembali bergandengan tangan, menyusuri pantai, bercerita berdua sambilo mengenang masa-masa muda. Mungkin bahkan rambut anda sudah memutih kini. Mungkin kulit anda mulai berkeriput saat ini. Namun Anda berdua bisa berpelukan lagi, sembari menatap matahari yang mulai tenggelam. Kenangan itu anda abadikan dengan selfie. Anda bisa membandingkan foto saat ini dengan sepuluh atau bahkan duapuluh tahun silam.

Atau dulu saat pengantin baru anda pernah naik motor berduaan ke villa di daerah wisata. Anda masih mengingat villa sederhana itu. Kini anda kembali mengajak pasangan kembali menyusuri jalan kenangan. Naik motor berduaan, istri duduk di bagian belakang memeluk suami yang mengendarai motor. Berpelukan sepanjang perjalanan, hingga tiba di villa yang sama, yang pernah anda habiskan waktu malam berduaan. Anda putar lagu yang sama, anda pesan menu yang sama, anda lakukan adegan yang sama. Walau kini pasangan anda tak lagi segar, karena tertelan usia, namun kenangan anda berdua jelas masih sangat segar bugar.

Atau anda menghabiskan waktu di akhir pekan bersama anak-anak di hutan wisata. Berkemah dan berkegiatan di alam bebas. Waktu itu anak-anak masih kecil, kini mereka mulai remaja. Anda berdua bisa kembali ke tempat kemah itu mengajak anak-anak. Kembali mendirikan tenda, kembali melakukan aktivitas di hutan wisata, sembari mengenang apa yang dulu telah anda sekeluarga lakukan. Duduk bersama melingkari api unggun yang menyala, membakar jagung atau ketela, namun semua merasa ceria dan bahagia.

Itulah fungsi momentuh keindahan dan momentum romantis yang anda miliki bersama pasangan. Satu per satu bisa anda panggil kembali. Satu persatu bisa anda pindah dari ingatan ke dalam kegiatan nyata. Apalagi saat anda memiliki pengalaman kheki, karena masih pengantin baru yang saling menyesuaikan diri. Anda menumpahkan minuman tanpa sengaja, dan anda merasa malu di hadapan pasangan. Wajah anda merah merona saat itu. Lalu pasangan anda menggandeng tangan anda, mengusap yang kotor, dan membimbing anda kembali duduk di kursi dengan mesra.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun