Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Dilema Suami Galau

14 September 2016   11:53 Diperbarui: 14 September 2016   19:38 1231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.ultraupdates.com

Kisah keluarga Bang Toyib dan Romlah terdengar seperti cerita dalam sinetron. Padahal itu kisah nyata. Kesedihan yang dialami Romlah tidaklah dibuat-buat layaknya akting para bintang sinetron. Kedukaan Romlah benar-benar nyata adanya. Tangis hati Romlah benar-benar perih, bukan dubbing atau lip-sync. Sepuluh tahun hidup sendiri menghidupi kedua buah hati, adalah episode buram yang tidak pernah terbayang dalam kehidupannya selama ini. Hal yang menghibur dan menguatkannya adalah Ayu dan Bagus, dua anak hasil pernikahan dengan Bang Toyib.

Sebenarnya apakah yang sedang terjadi pada Bang Toyib? Kita tidak cukup mengetahui informasi yang memadai tentang kondisi Bang Toyib, apakah masih berada di negara jiran tempatnya dulu mengadu nasib mencari penghidupan yang layak, ataukah sudah kembali ke Indonesia. Jika sudah kembali, lalu ia tinggal di mana? Kesannya, Bang Toyib sengaja menghindar dan menghilang begitu saja. Tanpa meninggalkan jejak yang bisa dilacak. Semacam menguap, tidak ada keluarga yang tahu di mana ia berada.

Suami Galau

Kini kita coba tengok dari segi Bang Toyib. Kondisi apa yang sekiranya terjadi pada dirinya. Kita bisa melihat situasi Bang Toyib dengan merujuk kepada kecenderungan umum laki-laki saat menghadapi permasalahan dan situasi yang menekan.

  • Lelaki Lebih Tertutup, Wanita Mudah Terbuka

Secara umum, ketika menghadapi situasi galau, lelaki memang cenderung lebih tertutup. Tidak suka curhat kepada teman-teman atau keluarga. Sementara itu wanita lebih terbuka untuk menceritakan kondisi dirinya kepada orang lain. Itulah sebabnya, lebih banyak informasi mengenai kondisi Romlah, sementara tidak ada informasi yang bisa didapat dari Bang Toyib. Laki-laki merasa permasalahan keluarga itu hal yang sifatnya privat dan ia yakin akan bisa menyelesaikan masalah itu sendiri. Namun wanita merasa bercerita tentang masalah dirinya adalah bagian dari cara meringankan beban masalah.

  • Lelaki Lebih Cuek Menghadapi Masalah, Wanita Mudah Cemas

Secara umum, lelaki lebih bersikap rasional dalam menghadapi setiap masalah. Sikap rasional ini lebih tampak sebagai orang yang cuek dan santai, karena tidak menampakkan kepanikan. Sementara itu wanita lebih mudah cemas dan panik saat menghadapi permasalahan. Ini sebabnya, kaum laki-laki kadang tidak terlihat memiliki masalah, sementara wanita bisa terbaca dari penampilan dan bahasa tubuhnya bahwa sedang ada masalah. Bang Toyib mungkin berada dalam suasana yang tampak santai dan tenang, sementara Romlah selalu cemas dengan beban masalah yang dihadapinya.

  • Lelaki Berpikir Menyelesaikan Masalah, Wanita Mengeksplorasi Perasaan yang Menekan

Secara umum, ketika dihadapkan kepada masalah berat, lelaki cenderung berkonsentrasi memikirkan solusi. Kadang proses menemukan solusi ini tidak cukup mudah, sehingga terkesan ia tidak peduli. Diam bagi laki-laki adalah proses menenangkan diri agar bisa menemukan solusi. Sementara itu wanita merasa jauh lebih nyaman apabila berhasil mengekspresikan perasaan yang menekan dengan curhat dan katarsis. Bisa jadi Bang Toyib awalnya memang tengah berusaha mencari solusi, namun begitu solusi tidak segera bisa didapatkan ia semakin menjauh dan bahkan menghilang.

  • Lelaki Menyepi dan Menghilang untuk Mencari Solusi, Wanita Butuh Kepastian Solusi

Dalam rangka menemukan solusi atas masalah yang dihadapi, lelaki akan lebih nyaman kalau menarik diri agar bisa lebih tenang dan bisa mengkonstruksi upaya penyelesaian masalah. Pada contoh Bang Toyib, bisa jadi awalnya adalah ekspresi dari kecenderungan ini. Namun akhirnya keterusan dan tidak bisa kembali lagi, terlalu dalam menghilangnya. Sementara itu wanita lebih memerlukan kepastian adanya solusi. Romlah tidak bisa menunggu terus, karena ia memerlukan kepastian. Menunggu tanpa kepastian membuatnya cemas.

  • Lelaki Memilih Diam Saat Marah, Wanita Lebih Ekspresif

Secara umum lelaki memiliki sisi eksplosif saat marah dan dilanda emosi. Maka menyadari itu, banyak lelaki memilih diam saat marah, agar tidak muncul ledakan yang tidak terkendalikan. Saat merasa tidak memiliki jawaban dan ucapan yang tepat, lelaki memilih diam. Sementara itu wanita lebih ekspresif dalam menampakkan sisi emosionalnya, namun membuatnya lega setelah terekspresikan. Suasana dirinya menjadi lebih nyaman, dibanding harus diam menahan emosi.

Mencoba Menyelami Kegalauan Bang Toyib

Melihat beberapa contoh perbedaan tersebut, bisa jadi suasana Bang Toyib pada awalnya tengah kalut dan galau, Suasana kegalauan itu muncul akibat belum adanya kepastian perpanjangan izin kerja untuk masa dua tahun berikutnya. Dua tahun pertama ia adalah suami baik hati dan sangat sayang keluarga. Namun begitu ada masalah dengan perpanjangan izin, dan bisa jadi masalah dengan tempat kerja berikutnya akibat ketidakjelasan izin ini, Bang Toyib menjadi terlunta-lunta di negara tetangga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun