Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Catatan Kecil dari Republik Ceko

19 Desember 2011   23:40 Diperbarui: 4 April 2017   16:38 2323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="attachment_157457" align="aligncenter" width="556" caption="praha, pinjam dari Google"][/caption]

Republik Ceko (bahasa Ceko : Česká Republika) adalah sebuah negara di Eropa Timur yang sejak 1 Januari 1993 berpisah dari Negara Cekoslowakia yang berpenduduk kurang lebih 10.515.818 jiwa. Republik Ceko termasuk negara yang aktif membina hubungan dengan Indonesia dalam berbagai bidang.Ibukota negara Ceko adalah Praha (Prague).

Secara geografi, negara Ceko berada di tengah-tengah benua Eropa, sehingga tidak memiliki batas laut. Republik Cekomemiliki perbatasan darat dengan Polandia, Jerman, Austria, dan Slowakia. Di daerah Bohemia, mengalirSungai Elba atau Labe dan Sungai Vltava, dikelilingi oleh pegunungan rendah. Di Sudeten, terdapat titik tertinggi di Ceko, Gunung Snezka setinggi 1.602 m. Bagian timur Ceko, Moravia, juga berbukit dan dialiri oleh Sungai Morava serta merupakan mata air Sungai Order atau Odra. Sungai-sungai tersebut mengalir ke Laut Utara, Laut Baltik, dan Laut Hitam.

Iklim di Ceko adalah sedang dengan musim panas yang hangat dan musim dingin yang lembab, berawan, dan dingin serta dipengaruhi oleh iklim laut dan darat.

Dinamika Hubungan Indonesia dan Ceko

Semenjak tahun 1948 Indonesia telah mendirikan Kantor perwakilan tidak resmi di Praha. Hubungan kedua negara semakin dekat ketika pada tanggal 2 Prebuari 1950 Cekoslowakia mengakui Republik Indonesia Serikat sebagai negara berdaulat atas dasar Konferensi Meja Bundar yang diadakan di Den Haag.Langkah selanjutnya, pada tanggal 7 Maret 1950 di Jakarta dibuka Konsul Jenderal Cekoslowakia.

Kedekatan kedua negara semakin terasa ketika Bung Karno mengadakan kunjungan resmi untuk pertama kalinya ke Cekoslowakia pada 22 September 1956 atas undangan Presiden Antonin Zapotocky. Pada saat itu Bung Karno memperoleh gelar Doktor Honoris Causa dari Charles University dan medali Kehormatan Kenegaraan Singa Putih dengan rantai kelas I yang merupakan penghargaan tertinggi negara baik Cekoslowakia maupun Ceko saat ini.

Pada tahun 1957 Perwakilan Cekoslowakia di Jakarta resmi menjadi Kedutaan Besar yang dipimpin Jan Zitek dan di Praha juga dibuka Kedutaan Besar RI dengan duta besar pertamanya R.A. Asmaoen SH. Kedekatan hubungan kedua negara dipatri dalam bentuk perjanjian kebudayaan. Pada tahun 1961 untuk kedua kalinya Bung Karno kembali hadir di Praha atas undangan Presiden Antonin Novotny.

Pada perkembangannya hubungan Indonesia dan Ceko sempat terhambat dengan peristiwa pemberontakan PKI tahun 1965 dan baru pada 1979 kembali mesra, setelah Parlemen Indonesia berkunjung ke Cekoslowakia dan kunjungan balasan Menlu Bohuslav Choupka yang menemui Presiden Soeharto dan Menlu Adam Malik. Hubungan terus berlanjut ketika Indonesia mengakui Ceko sebagai negara baru pada 1993 dan setahun kemudian dimulai kembali pengiriman mahasiswa Indonesia ke Ceko dan sebaliknya mahasiswa Ceko mengikuti program darmasiswa untuk belajar di Indonesia.

Hubungan diplomatik antara Indonesia dengan Ceko semakin harmonis yang ditandai dengan beberapa kegiatan kerjasama baik di bidang ekonomi, sosial, dan budaya. Kerja sama tersebut antara lain di bidang pembangunan, dimana pada tanggal 21 Agustus 2009 antara Indonesia dan Ceko melakukan penandatangan kerjasama pengembangan infrastruktur Bandara dan stasiun kereta api di Kulon Progo DIY.

Dalam kegiatan penandatanganan kerjasama tersebut Ketua Delegasi RI menekankan perlunya peningkatan people-to-people contact melalui kerjasama di bidang pendidikan antara lain kerjasama antar universitas dan pemberian kembali beasiswa dari Pemerintah Ceko kepada mahasiswa Indonesia yang sempat  dihentikan sejak tahun 2007, sementara Pemerintah RI terus memberikan beasiswa program Darmasiswa kepada para pelajar Ceko yang telah dirintis sejak tahun 1995.

Walaupun hubungan Indonesia dan Ceko telah berlangsung dengan baik, namun dari hasil diskusi saya dengan seorang diplomat Ceko, bulan Oktober 2010 di Praha, ternyata masih terdapat beberapa permasalahan yang menjadikan hubungan Indonesia dengan Ceko belum optimal. Diantaranya belum ditemukannya minat bersama atau fokus kerjasama antara kedua negara, minimnya informasi dan pengenalan antara kedua negara, kurangnya perhatian Pemerintah kedua belah pihak dalam mengembangkan kerja sama yang lebih produktif. Oleh karena itu perlu diambil langkah-langkah strategis untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas hubungan Indonesia – Ceko dalam rangka mensejahterakan masyarakat kedua negara.

Bangsa Ceko

Dari Wikipedia saya mengetahui bahwa bangsa Ceko (Češi) merupakan bangsa asli Ceko yang secara genetik dan budaya dengan suku Slavik Barat. Bangsa ini terutama menghuni di Ceko. Penduduk kecil Bangsa Ceko umumnya di Slowakia, Austria, Brazil, Argentina, Kanada, Jerman, Rusia dan AS. Mereka menuturkan bahasa Ceko yang masih kerabat dari bahasa Slowakia.

Tanah Ceko muncul di akhir abad ke-19 ketika ia dipersatukan oleh Premsylids. Kerajaan Bohemia adalah penguasanya, namun konflik keagamaan seperti Perang Hussit abad ke-15 dan Perang Tiga Puluh Tahun, abad ke-17, sangat merusak. Kemudian tanah ini dibawah pengaruh Hadsburg dan menjadi bagian dinasti Austria-Hongaria.

Setelah jatuhnya negara ini setelah Perang Dunia I, Ceko dan Slowakia bergabung dan membentuk republik merdeka Cekoslowakia pada 1918. Negara baru ini mempunyai etnis Jerman minoritas yang besar, yang menuju ke pembubaran Cekoslowakia ketika Jerman dengan sukses menganeksasi minoritas tersebut melalui Persetujuan Munchen pada 1938, dan Slowakia mendapat otonomi yang lebih besar, dengan negara dinamai "Ceko-Slowakia". Slowakia lebih lanjut memecahkan diri lagi pada 1939 dan sisa negara Ceko ini diduduki oleh Jerman. Setelah Perang Dunia II, Cekoslowakia jatuh ke dalam pengaruh Uni Soviet.

Pada tahun 1968 terjadi peristiwa bersejarah bagi lahirnya proses demokrasi di Cekslowakia.  Keadaan ini bermula pada 5 Januari 1968, ketika sekjen partai komunis Cekslowakia Alexander Dubček memegang kekuasaan, dan menjalankan perubahan (reformasi politik) ke arah demokrasi dan supremasi sipil.  Dubček melaksanakan liberalisasi partai, mengembalikan tentara ke barak dan menciptakan "sosialisme dengan sebuah muka manusia".  Hal ini tidak disukai oleh Moscow.

Pada tanggal 20 Agustus - 21 Agustus 1968, Uni Soviet dan empat sekutu Pakta Warsawanya menginvasi Cekoslowakia dan  menangkap Alexander Dubček, serta  menghentikan proses reformasi.  Dalam operasi pada musim semi yang diberi nama Danube, tentara berjumlah 175.000 hingga 500.000 orang menyerbu Cekoslowakia; mengakibatkan 108 orang Cekoslowakia tewas dan 500 terluka sebagai akibat langsung invasi.

Pada tahun 1989, Cekoslowakia mendapatkan kebebasan melalui Revolusi Beludru. Dipimpin oleh Vaclav Havel, gerakan reformasi menentang kekuasaan komunis kembali berulang.  Namun gerakan kali ini berjalan sangat baik, tanpa menghasilkan pertumpahan darah.  Tentara dan polisi rejim komunis dan gerakan reformis mampu mengendalikan diri memasuki dunia perubahan.  Vaclav Havel akhirnya terpilih sebagai presiden Cekoslowakia, selama sepuluh tahun. Pada 1 Januari 1993 negara ini secara damai pecah menjadi dua, menciptakan Republik Ceko dan Republik Slowakia yang merdeka.

[caption id="attachment_157541" align="aligncenter" width="475" caption="Havel, dari Google"][/caption]

Selamat Jalan Havel

Vaclav Havel meninggal pada Minggu, 18 Desember 2011 di rumah pribadinya di Hradecek, utara Bohemia, di usia 75 tahun. Havel diakhir hayatnya menderita kesulitan bernafas akibat kegetolannya merokok. Dunia kehilangan Havel, pemimpin perjuangan damai yang mengakhiri rezim komunis dan totalitarian.

Lewat perjuangan yang dikenang sebagai “Velvet Revolution” tahun 1989, ia dinobatkan sebagai pahlawan bagi negaranya. Ia juga dikenang sebagai pejuang yang mengakhiri Perang Dingin. Havel terpilih sebagai presiden pertama secara demokratis. Dalam transisi menuju demokrasi ia memimpin negara itu dan tahun 1993, secara damai ia memisahkan Czech dari Slovakia.

“Havel adalah simbol peristiwa 1989. Dia melakukan kerja luar biasa bagi negeri ini,” kata Perdana Menteri Czech Petr Necas.

Di masa pemerintahannya Czech bergabung dengan Pasukan Pakta Atlantik Utara (NATO) pada tahun 1999. Empat tahun kemudian, tahun 2003, Havel berhenti dari jabatannya sebagai presiden. Tepatnya, setelah 10 tahun negara itu berpisah dengan Slovakia dan beberapa bulan sebelum Czech bergabung dengan Uni Eropa.

Havel juga dikenal sebagai pemain teater dan penulis. Sebagai penulis kritis, ia mengalami tekanan semasa Komunis menguasai Praha. Namun ia terus menulis dan menghasilkan sejumlah esai yang mengkritik Soviet. Salah satu esai terkenalnya bertajuk “The Power and the Powerless” yang ditulis pada tahun 1978. Di esainya ini ia membedah apa yang disebutnya Ritual Diktator. “Kebenaran dan Cinta harus menang diatas kebohongan dan kebencian” merupakan kalimat bijak Havel yang abadi dikenang dunia. Lahir pada tanggal 5 Oktober tahun 1963 di Praha, Havel berasal dari keluarga kaya yang kehilangan propertinya akibat nasionalisasi komunis tahun 1948. Havel menolak bersekolah di sekolah formal, ia memilih bersekolah di rumah pada malam hari dan aktif di teater.

Tak terhitung berapa kali keluar masuk tahanan dan pernah ditahan selama empat tahun di penjara komunis, Havel menulis surat kepada istrinya dari dalam penjara tersebut. Surat bertajuk “Leter to Olga” menjadi sangat terkenal karena sangat sarat filosofi tentang makna pasangan suami-istri, pembimbing, dan sahabat.

Selamat jalan Havel.....

(Diolah dari berbagai sumber, salah satunya http://www.tempo.co/read/news/2011/12/18/117372365/Vaclav-Havel--Wafat).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun