Seorang anak kecil disuruh bapaknya membeli korek api. Bukan korek api gas, namun korek api yang dengan batang kayu dalam satu kotak kecil.
“Belikan Bapak korek api ya Nak. Ingat, beli yang bagus”, kata Bapak.
Berangkatlah si anak ke warung membeli korek. Lalu ia mencoba satu per satu batang korek api itu. Setelah sampai di rumah ia berikan korek api kepada sang Bapak.
“Ini Pak korek apinya. Sudah aku coba bagus semuanya”, kata sang anak dengan bangga.
“Lho, tapi mana isi korek apinya? Ini kan cuma wadahnya saja...” tanya Bapak.
“Isinya habis Pak. Kan Bapak yang menyuruh untuk membeli yang bagus. Jadi harus aku coba dulu untuk memastikan apakah korek apinya bagus atau tidak. Setelah aku coba, semuanya bagus....”
Untuk memastikan bahwa korek api yang akan dibeli bagus, tentu tidak perlu mencoba satu per satu. Karena sudah bisa dilihat dari penampilannya. Apakah tampak kuat, rapi, keras, meyakinkan, ini semua bisa diketahui dari pengenalan dan pengamatan. Demikian pula merek, sudah bisa menjadi jaminan kualitas produk tanpa harus mencoba terlebih dahulu. Tentu menjadi absurd saat harus mencoba satu per satu korek api agar mengetahui kualitas apakah bagus atau tidak.
Anda langsung membei baju di mal tanpa harus mencobanya terlebih dahulu selama satu bulan atau satu tahun untuk mengetahui apakah baju itu pas, bagus, dan berkualitas. Nyatanya anda datang ke mal, melihat baju, mengamati, meneliti, kemudian transaksi. Anda cukup meneliti celana Jeans yang akan anda beli, melihat ukuran, mengamati warna, model dan setelah itu langsung membawa ke kasir untuk transaksi. Kalaupun mencoba di ruang pas, itu karena ada kebolehan untuk melakukannya. Bukan illegal atau melanggar aturan. Di beberapa toko ada larangan bagi pembeli untuk mencoba pakaian yang akan dibeli.
Terlalu polos dan bodoh jika dengan alasan ingin mengetahui kecocokan, lalu mencoba-coba semuanya. Tidak demikian perilaku orang cerdas.
Saat membeli asesoris untuk smartphone atau gadget, anda mengetahui bahwa yang ori lebih mahal, lebih bagus dan lebih berkualitas daripada yang “kw”. Barang ori itu terjaga, terjamin kualitasnya, masih ada segelnya. Barang “kw” memiliki kualitas di bawah yang ori, maka harganya juga lebih murah, garansinya bahkan kadang tidak ada. Tidak ada yang memberikan jaminan atas kondisi dan kualitasnya.