Perjalanan umrah adalah rangkaian ibadah sejak dari berangkat dari rumah hingga kembali ke rumah. Oleh karena itu, proses menunaikan ibadah umroh dari keberangkatan sampai kepulangan harus berada dalam ketaatan beribadah.
Misalnya ketaatan menjalankan shalat lima waktu. Dalam situasi dan kondisi apapun, hendaknya selalu menegakkan shalat wajib lima waktu. Karena shalat merupakan dasar identitas setiap muslim.
Dari Jabir bin 'Abdillah ra, bahwa Rasulullah saw bersabda, "Pembeda antara seorang muslim dan kesyirikan serta kekafiran adalah meninggalkan shalat" (HR. Muslim no. 257).
Shalat lima waktu akan membersihkan manusia dari berbagai kekotoran dan dosa, sebagaimana sabda Rasulullah saw bersabda, "Tahukah kalian, seandainya ada sebuah sungai di dekat pintu salah seorang di antara kalian, lalu ia mandi dari air sungai itu setiap hari lima kali, apakah akan tersisa kotorannya walau sedikit?" Para sahabat menjawab, "Tidak akan tersisa sedikit pun kotorannya." Beliau berkata, "Maka begitulah perumpamaan shalat lima waktu, dengannya Allah menghapuskan dosa" (HR. Bukhari dan Muslim)
Sejak perjalanan umroh sampai kepulangan, usahakan menunaikan shalat lima waktu di awal waktunya. Apalagi ketika telah berada di kota Mekkah dan Madinah, hendaknya berusaha sekuat tenaga menjalankan shalat di awal waktu.
Rasulullah saw pernah ditanya, amalan apakah yang paling afdal. Beliau menjawab, "Shalat pada awal waktu" (HR. Abu Daud, no. 426).
Hendaknya berusaha menunaikan shalat lima waktu secara berjamaah, agar mendapat pahala yangmelimpah. Nabi saw bersabda, "Shalat berjamaah itu lebih baik 27 derajat dibandingkan dengan shalat sendirian" (HR. Bukhari dan Muslim).
Terlebih ketika di Madinah dan Mekkah, hendaknya berusaha selalu menunaikan shalat di Masjid Nabawi dan Masjidil Haram. Keutamaa dan pahalanya berlimpah, sebagaimana sabda Nabi saw, "Shalat di masjidku (Masjid Nabawi) lebih utama daripada 1.000 shalat di masjid lainnya selain Masjidil Haram. Shalat di Masjidil Harom lebih utama daripada 100.000 shalat di masjid lainnya" (HR. Ahmad 3/343 dan Ibnu Majah no. 1406, dari Jabir bin 'Abdillah. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini sahih).
Hari ini, Selasa 22 Oktober 2024, adalah H-8 dari program "70 Hari Menuju Tanah Suci". Dengan niat yang suci, semoga Allah mudahkan kita beribadah ke tanah suci. Agar menghapus dosa-dosa kita, dan memperbanyak kebaikan-kebaikan kita.
Allah tidak memanggil orang-orang yang mampu. Namun Allah memampukan orang-orang yang terpanggil. Bismillah.