Saya sering menyampaikan teori bahwa pernikahan bahagia bukanlah ketika lelaki sempurna menikah dengan perempuan sempurna. Namun pernikahan bahagia adalah ketika lelaki biasa saja menikah dengan perempuan bisa saja dan mereka berdua berusaha berproses menjadi lebih baik dari waktu ke waktu.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Tania Reynolds & Andrea L Meltzer (2017) membuktikan hal ini. Penelitian tersebut menemukan hasil, bahwa perempuan yang menikahi lelaki biasa saja, merasa jauh lebih nyaman dan bahagia.
Alasannya, karena mereka tidak perlu memaksakan diri untuk tampil cantik setiap waktu dan tertekan dengan pikiran bahwa pasangannya akan selingkuh atau meninggalkannya. Mereka bisa tampil apa adanya, sesuai dengan kesenangan dirinya.
Sedangkan menikah dengan lelaki tampan, macho, bertubuh atletis ternyata menimbulkan stres sendiri. Karena perempuan akan merasa "dipaksa" untuk selalu tampil cantik sempurna untuk mengimbangi suaminya.
Lebih jauh lagi, sering memuncul kekhawatiran akan kesetiaan suami. Banyak perempuan lain mengidolakan suaminya, sehingga memicu kecemasan berlebihan bahwa dirinya akan ditinggalkan.
Tuh kan, ga harus dapat suami super ganteng dan super macho. Dapet suami biasa saja membuat kamu lebih bebas dari tekanan "kesempurnaan". Ini salah satu alasan mengapa istri saya bahagia. Wkwkwkwk.....
Bahan Bacaan
Tania Reynolds & Andrea L Meltzer, Adopting a Dyadic Perspective to Better Understand the Association Between Physical Attractiveness and Dieting Motivations and Behaviors, DOI: 10.1016/j.bodyim.2017.05.001, Epub 2017 Jun 10, diakses dari https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov, 16 Oktober 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H