Ibadah umroh dimulai semenjak jamaah menetapkan niat saat berada di miqat dan mengenakan pakaian ihram.
Pakaian ihram bagi lelaki adalah dua potong kain. Diutamakan yang berwarna putih. Rasulullah saw telah bersabda tentang keutamaan warna putih, "Sebaik-baik pakaian kalian adalah yang putih, maka kenakanlah dan kafanilah mayat kalian padanya" (HR. Ahmad, sanadnya shahih).
Ibnu Taimiyah menjelaskan dalam kitab Manasik, "Disunnahkan berihram dengan dua kain yang bersih, jika keduanya berwarna putih maka itu lebih utama."
"Dibolehkan ihram dengan segala jenis kain yang dimubahkan dari katun shuf (bulu domba) dan lain sebagainya. Juga dibolehkan berihram dengan kain warna putih dan warna-warna yang diperbolehkan yang tidak putih, walaupun berwarna-warni," lanjut beliau.
Sedangkan pakaian ihram bagi perempuan adalah pakaian muslimah yang menutup semua aurat, kecuali wajah dan telapak tangan. Dianjurkan pula untuk berwarna putih.
Pakaian ihram memberikan pelajaran tentang kesederhanaan, penghambaan dan kesederajatan. Bagi jamaah laki-laki, harus melepas semua pakaian kebanggaan.
Semula memakai pakaian dinas yang penuh atribut kepangkatan. Semula memakai pakaian mewah dan branded. Setinggi apapun pangkat dan jabatannya, saat ihram, akan memakai pakaian yang sama dengan rakyat biasa.
Merasakan bahwa di hadapan Allah kita hanyalah hamba yang lemah. Tak boleh sombong oleh kedudukan, pangkat, jabatan maupun kekayaan.
Pakaian ihram juga melambangkan unity. Umat muslim dari negara atau benua mana pun,adalah satu kesatuan. Merasakan hal yang sama, melakukan hal yang sama, dan mengenakan pakaian yang sama dengan semua jamaah haji atau umrah.
Pakaian ihram melambangkan kesederhanaan dalam kehidupan. Semahal apapun baju, celana, jaket, sepatu yang dimiliki, semua tak boleh dikenakan saat ihram.