Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

H-35 Menuju Tanah Suci

25 September 2024   05:00 Diperbarui: 25 September 2024   05:02 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Umroh adalah perjalanan mencintai dan meneladani sunnah Rasulullah saw. Mengapa umat muslim berbondong-bondong dengan penuh semangat mendatangi tanah suci? Karena ingin meneladani sunnah Rasulullah saw.

Di antara sunnah yang dicontohkan Nabi saw di Ka'bah adalah mencium Hajar Aswad. Sebagaimana diketahui, Hajar Aswad adalah "batuan surga" yang terletak di salah satu pojok Ka'bah, setelah Rukun Yamani.

Para sahabat Nabi saw selalu terdepan dan berlomba dalam meneladani perbuatan Nabi. Mereka melakukan dengan sepenuh cinta kepada Baginda Nabi saw.

Saat berada di depan Hajar Aswad, Amirul Mukminin Umar bin Khattab mengatakan, "Sesugguhnya aku tahu bahwa kamu itu hanya sebongkah batu yang tidak bisa mendatangkan manfaat juga tidak bisa mendatangkan bahaya. Kalau bukan karena aku melihat Rasulullah saw mencium kamu, niscaya aku tidak akan menciummu" (HR. Bukhari dan Muslim).

Mengapa kita mencium Hajar Aswad? Jawabannya adalah karena meneladani perbuatan Nabi saw dalam thawaf. Bukan karena meyakini Hajar Aswad bisa mendatangkan kemanfaatan dan menolak kemudharatan.

Ibnu Jarir Ath-Thabari mengatakan, "Umar bin Khathab mengucapkan perkataan itu karena manusia kala itu belum lama meninggalkan peribadatan mereka terhadap berhala-berhala. Umar khawatir orang-orang jahil mengira bahwa mengusap Hajar Aswad merupakan bentuk pemuliaan terhadap sebagian batu, sebagaimana yang dilakukan oleh orang-orang Arab pada masa jahiliyah".

"Umar ra ingin memberitahu manusia bahwa mengusap Hajar Aswad itu hanya dalam rangka mengikuti sunnah Rasulullah saw, bukan karena batu itu bisa memberikan manfaat atau mendatangkan bahaya, sebagaimana keyakinan orang-orang Arab terhadap berhala-berhala mereka," lanjut Ath-Thabari.

Hari ini, Rabu 25 September 2024, adalah H-35 dari program "70 Hari Menuju Tanah Suci". Dengan niat yang suci, semoga Allah mudahkan kita beribadah ke tanah suci. Agar menghapus dosa-dosa kita, dan memperbanyak kebaikan-kebaikan kita.

Bismillah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun