Beberapa bulan sebelum Pilpres digelar, saya mendapat pertanyaan dari seorang teman.
"Di Pilpres nanti, kamu mau milih siapa? Memilih yang menang, atau memilih yang sesuai akal sehat?" demikian pertanyaan sahabat tersebut.
"Mengapa pilihannya hanya dua? Bagaimana kalau saya memilih yang sesuai akal sehat dan menang", jawab saya.
"Tidak bisa. Kamu hanya berhak memilih salah satu," jawabnya.
"Apapun yang terjadi, saya hanya mau memilih Pak..."
"Cukup. Aku sudah tahu jawabanmu. Aku sudah tahu pilihanmu. Itu yang aku maksud pilihan akal sehat. Tapi ketahuilah, itu tak akan menang. Dengan cara apapun, dia harus dikalahkan", ujar sahabat saya.
"Bagaimana kamu bisa seyakin itu?" tanya saya.
"Kamu boleh tidak percaya. Tapi itulah yang akan terjadi pada Pilpres 14 Februari nanti. Semua upaya --sangat sistematik---telah disiapkan untuk memenangkan Prabowo,"lanjutnya.
"Jadi kalau mau memilih yang menang, kamu sudah tahu harus memilih siapa", tambahnya.
Lalu terjadilah Pemilu 14 Februari 2024. Malam harinya, sebuah pesta kemenangan digelar Prabowo -- Gibran. Teman saya kembali menelpon, "Kamu ingat pertanyaanku beberapa bulan lalu? Kamu lihat sendiri kenyataannya hari ini".