Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Aja Cedhak Kebo Gupak

19 Januari 2024   06:44 Diperbarui: 19 Januari 2024   07:10 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto: wikimedia + canva, dokumen pribadi

Kerbau yang membantu para petani bekerja di tempat yang penuh lumpur. Ini yang membuat mereka selalu kotor. Bayangkan jika Anda sudah siap berangkat ke kantor, mengenakan baju kerja berwarna putih, lalu mendekat ke kerbau yang baru selesai membajak lahan, pasti lumpur yang menempel di sekujur tubuhnya akan mudah mengotori Anda.

Ini yang juga dialami para petani. Mereka juga akan berlepotan dengan lumpur sawah saat bekerja membajak lahan. Berkotor-kotor dengan lumpur sawah bersama kerbau. Karena tidak ada cara untuk menggarap lahan kecuali harus berinteraksi dengan lumpur yang pasti akan mengotori badan.

Kerbau dan lumpur sawah ini menggambarkan keadaan yang kotor. Seseorang yang baru selesai mandi, kemudian mengenakan pakaian pesta atau pakaian kerja yang bersih, rapi dan wangi --lalu berdekatan dengan kerbau yang berlumuran lumpur sawah, akan mudah mengotori pakaian dan badan orang tersebut.

Berbeda halnya dengan ketika orang tersebut berdekatan dengan teman-teman kerja yang sudah sama-sama bersih, rapi dan wangi. Kebersihan dan kewangian penampilannya akan tetap terjaga saat bersama orang-orang yang bersih dan rapi.

https://jateng.tribunnews.com/
https://jateng.tribunnews.com/

Perhatikan Lingkungan Pergaulan 

Hal seperti inilah yang diingatkan 14 abad yang lalu oleh Nabi saw. Beliau mengajarkan agar memperhatikan teman bergaul. Jangan sampai salah memilih teman pergaulan, karena akan bisa menyesatkan dan menjerumuskan. Dalam hadits, Nabi Saw menyatakan,

 

"Seseorang tergantung agama temannya, maka hendaklah seorang di antara kalian melihat teman bergaulnya" (HR. Abu Dawud, At -Tirmidzi dan Imam Ahmad).

Demikian pula Nabi saw mengingatkan tentang keterpengaruhan manusia oleh lingkungan sekitar. Perumpamaan yang beliau sampaikan adalah tentang penjual minyak wangi dan pandai besi.

,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun