Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kehidupan Pernikahan seperti Berlayar di Lautan

2 Oktober 2023   11:32 Diperbarui: 2 Oktober 2023   11:34 1539
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menikah dan hidup berumah tangga itu seperti berlayar di atas kapal. Mengarungi samudera, untuk mencapai pulau impian. Kadang menjumpai kondisi lautan yang tenang, kadang berguncang. Bahkan terkadang harus melalui ombak dan badai yang dahsyat.

Demikian pula hidup berumah tangga. Kondisinya tidak pernah sama. Kadang damai dan tenang, kadang berguncang. Bahkan kadang keguncangannya terasa begitu mengerikan, untuk kemudian mencapai kondisi tenang lagi.

Di dalam kapal, ada nakhoda yang bekerja bersama para awak kapal. Sang nahkoda memiliki tanggung jawab yang sangat besar. Nakhoda harus menavigasi arah perjalanan kapal, agar benar-benar mencapai tujuan. Tidak boleh melenceng dan menjauh dari tujuan.

Nakhoda harus memperlengkapi kapalnya dengan sempurna. Sebagaimana suami istri yang harus memiliki kesiapan yang penuh dalam menjalani kehidupan berumah tangga. Mereka berkolaborasi mengarahkan perjalanan rumah tangga menuju visi besar yang dicitakan bersama.

Nakhoda harus mengawaki kapalnya secara layak, sesuai prosedur/aturan. Sebagaimana suami dan istri yang harus menjalani pernikahan serta kehidupan berumah tangga sesuai aturan agama dan norma hukum yang berlaku. Jangan sampai ada pelanggaran dan penyelewengan.

Nakhoda harus memastikan kapalnya layak laut (seaworthy). Sebagaimana suami dan istri yang harus memastikan pernikahan mereka layak dijalankan dan dipertahankan. Mereka harus mampu melakukan mitigasi risiko, dan mengantisipasi berbagai kendala di sepanjang kehidupan.

Nakhoda bertanggung jawab atas keselamatan, keamanan dan kenyamanan pelayaran. Memastikan kapal benar-benar sampai tujuan dengan selamat, aman dan nyaman. Sebagaimana suami dan istri yang harus menjamin keselamatan, keamanan dan kenyamanan keluarga dalam mengarungi samudera kehidupan. Ujungnya adalah menggapai surga yang penuh keindahan.

Nakhoda bertanggung jawab atas keselamatan para penumpang. Sebagaimana suami dan istri yang harus menjamin keselamatan semua anggota keluarga. Karena perintahNya adalah "qu anfusakum wa ahlikum nara" --jaga dirimu dan keluargamu dari api neraka.

Tugas bersama suami istri adalah menciptakan suasana yang menyenangkan, sehingga perjalanan menuju pulau impian bisa dinikmati. Kolaborasi dan sinergi positif sangatlah diperlukan. Kekompakan, keharmonisan, saling mengerti dan memahami, saling membantu, saling menjaga --ini yang menyebabkan nakhoda mampu mengarahkan kapal mencapai pulau tujuan dengan selamat, aman, nyaman dan menyenangkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun