Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tindakan Parenting yang Membuat Anak Anda Terbanting

12 Agustus 2023   06:35 Diperbarui: 12 Agustus 2023   06:49 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada banyak tindakan parenting yang dilakukan dengan tidak berkesadaran. Misalnya menegur anak dengan kritik keras dan kemarahan. Tujuan orangtua pasti baik, yaitu untuk memperbaiki kondisi anak.

Namun orangtua harus paham bahwa anak-anak selalu menginternalisasi kritik yang diberikan oleh orangtua, serta memasukkannya ke dalam hati. Bahkan bisa berubah menjadi luka batin yang bertahan cukup lama dalam dirinya.

Selain itu, rasa malu yang muncul sebagai hasil sampingan yang tak terelakkan dari kritik, bisa berdampak merusak tujuan awal orangtua ketika menegur dan mengkritik anak. Ketika Anda menegur anak dengan kemarahan, dia menjadi sangat sibuk dengan perasaan Anda terhadapnya. Dia berhenti memikirkan kesalahan awalnya dan mulai fokus pada perasaannya tentang reaksi Anda, terhadap dirinya.

Ini mengalihkan perhatian anak dari mengeksplorasi emosi yang terkait langsung dengan konsekuensi tindakannya --seperti penyesalan dan rasa malu. Dia memproyeksikan kemarahannya kepada Anda; "betapa tidak adilnya Anda".

Seiring berjalannya waktu, kondisi ini akan melatih anak untuk fokus bukan pada apa yang perlu dia perbaiki atau dia tingkatkan, tetapi pada betapa tidak adilnya orang lain memperlakukannya. Dengan kata lain, dia akan mengembangkan pola pikir korban, bukan tanggung jawab.

Kehidupan sekolah sudah menghadirkan tantangan bagi anak. Setiap hari, dia harus menghadapi "tekanan akademik" di sekolah, tekanan sosial dari teman-temannya, dan ancaman bullying baik online maupun offline. Menambah stres yang tidak perlu akan membuatnya lebih sulit untuk berkembang menjadi orang dewasa yang bahagia dan sehat.

Jika Anda terbiasa mengkritik anak, dia akan mulai mengkritik dirinya sendiri dengan lebih keras. Hal ini dapat membuatnya sulit merasakan penghargaan dan kebahagiaan ketika dia mencapai sesuatu keberhasilan.

Misalnya, ketika anak mendapat nilai A dalam suatu tugas, alih-alih bangga pada dirinya sendiri, justru dia bisa menyalahkan dirinya sendiri karena tidak berhasil mendapatkan nilai A+). Anak-anak yang takut akan kegagalan seringkali menolak untuk mencoba mengejar tujuan mereka. Tentu kondisi ini dapat menghambat perkembangan mereka.

Lakukan Tindakan Parenting Berkesadaran

Untuk itu, lakukan parenting berkesadaran atau mindful parenting. Yang dimaksud mindful parenting adalah pola asuh berkesadaran, di mana orangtua sadar bahwa mereka bukan semata "orang tua biologis" yang hanya mengutamakan pertumbuhan fisik anak. Tetapi mereka juga "orangtua psikologis" dan "orangtua ideologis" yang mengerti bahwa value, perasaan dan tingkah laku anak harus mendapat perhatian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun