Sebelum menikah kamu memiliki ekspektasi tentang pasangan dan tentang kondisi ideal sebuah keluarga. Namun seluruh ekspektasi itu belum tentu bisa menjadi kenyataan, karena ada sangat banyak faktor yang menyertainya. Jika kamu tidak memiliki jiwa sabar, kamu akan uring-uringan setiap hari.
Jika kamu memiliki pribadi yang sabar dan penuh kasih sayang, akan mudah menyenangkan dan membahagiakan pasangan. Kendati kamu akan melewati konflik, pertengkaran, percekcokan dengan pasangan, namun karena kamu memiliki karakter yang penyabar, kamu tetap bersikap "cool: dalam melewati semua dinamika itu.
Walau kadang tersakiti oleh ucapan atau perbuatan pasangan, kamu tetap bias memberikan cinta kasih kepadanya. Dengan modal karakter ini, kamu akan lebih mudah untuk membentuk keluarga yang sakinah, mawadah warahmah.
- Pribadi Resilien
Pribadi yang resilien adalah pribadi yang memiliki resiliensi, atau pribadi yang memiliki daya lenting tinggi. Yang dimaksud dengan resiliensi (daya lenting / kelentingan) adalah kemampuan untuk kembali ke level semula setelah mengalami keterpurukan, atau kedukaan.
Pribadi yang resilien, memiliki kemampuan untuk cepat bangkit apabila sempat mengalami guncangan permasalahan. Pribadi yang resilien, mudah memaafkan kesalahan orang lain, dan mudah sembuh dari kesakitan yang muncul akibat perlakuan orang kepada dirinya. Pribadi yang resilien, bukan saja tangguh dan tahan banting, namun cepat melenting bangkit apabila sempat mengalami keterpurukan.
Pribadi yang tidak resilien, sangat sulit untuk bangkit dan kembali ke kondisi semula, apabila sempat mengalami keterpurukan. Mereka juga sulit memaafkan orang lain, pendendam, dan memerlukan waktu lama untuk sembuh dari rasa sakit akibat perlakuan orang kepada dirinya. Apabila kecewa, pribadi seperti ini tidak segera bias segera sembuh dari kekecewaannya. Ini adalah pribadi yang lemah dan labil, yang memiliki 'plafon jiwa' yang rendah.
Hendaknya setiap laki-laki dan perempuan lajang memahami, bahwa sebaik apapun pasangan hidup yang jelak mereka dapatkan, tetap saja memmiliki sisi-sisi kelemahan dan kekurangan yang kelak akan menjadi sumber kekecewaan. Oleh karena itu, siapkan diri untuk bias menampung berbagai hal yang tidak sesuai harapan atau tidak sesuai ekspekstasi yang dibangun sebelum menikah. Inilah pondasi bagi terbentuknya pribadi resilien.
Demikianlah delapan karakter penting yang harus kamu siapkan sejak dini, untuk menghadapi kehidupan pernikahan, keluarga, bermasyarakat, bekerja, berkarier, beroganisasi, berbangsa serta bernegara. Berbekallah dengan sebaik-baik perbekalan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H