Kebahagiaan itu berlapis-lapis dan berubah-ubah. Satu kondisi yang menyusahkan sebagian orang, bisa membahagiakan sebagian orang lain. Demikian pula sebaliknya.
Saat menunggu keberangkatan pesawat di ruang tunggu bandara, kita merasa susah saat mendapat informasi keterlambatan. Apalagi jika keterlambatan sampai satu jam atau lebih. Di tempat tujuan, sejumlah agenda telah menanti kehadiran kita.
Namun ternyata kondisi itu membahagiakan sebagian orang yang lain. Ada beberapa penumpang yang terlambat check in karena terjebak macet, atau karena molornya agenda sebelumnya, atau alasan-alasan lain.
Mereka yang terlambat tiba di bandara, merasa sangat bahagia ketika mendengar berita keterlambatan pesawat. Ini artinya mereka tetap bisa terbang dengan pesawat tersebut. Tidak perlu membeli tiket baru untuk ganti pesawat.
Saat seseorang sakit dan harus dirawat di rumah sakit, merasa bersedih dan membuat sedih keluarganya. Namun tentu para dokter, perawat dan pihak rumah sakit bahagia karena bisa merawat pasien. Tanpa pasien, semua rumah sakit akan tutup.
Para penjual payung sangat mensyukuri hujan, sementara para penjual es sangat mensyukuri cuaca panas. Para petani padi bersyukur saat turun hujan, namun petani tembakau sedih saat musim hujan tiba.
Para petani cabai bahagia saat harga jual cabai naik, namun para pemilik restoran berbasis sambal mengeluh karena tingginya harga cabai. Saat harga telor naik para peternak ayam berbahagia, namun konsumen mengeluh atas kenaikan harga itu.
Begitu seterusnya. Bahagia dan derita hanyalah pergiliran rasa. Hanyalah pergiliran peran. Mudah berganti, mudah berubah, tak melekat secara permanen. Inilah jenis kebahagiaan dan kesedihan yang paling sederhana.
Bahagia yang sederhana, adalah ketika kita mendapatkan hal yang kita inginkan. Sedih yang sederhana, adalah ketika kita tidak mendapatkan hal yang kita impikan.
Demikianlah cerita kebahagiaan dan kesedihan. Di level yang paling sederhana, bahagia dan duka terkait dengan keinginan dan impian, apakah tercapai atau tidak tercapai.
Di level yang lebih tinggi, kebahagiaan tak terkait dengan tercapainya keinginan dan harapan. Namun terkait dengan cara pandang atas setiap kejadian.