Syaikh Jasim Muhammad Al-Muthawwi menulis makalah berjudul 'Isyruna Khatha-an Tarbawiyan Nartakibuha Ma'a Abna-ina. Isinya tentang duapuluh poin kesalahan yang umum dilakukan orangtua dalam mendidik anak-anak mereka.
Dalam tulisan kali ini, saya akan menyampaikan beberapa poin saja. Biar secara psikologis kita tidak terlalu terbebani dengan banyaknya kesalahan kita selama ini. Khawatirnya justru menjadi melemahkan semangat berbenah diri.
Kesalahan Ketujuh: Katsratul Intiqad
Menurut Syaikh Jasim Muhammad Al-Muthawwi, kesalahan yang banyak dilakukan orangtua tanpa mereka sadari adalah katsratul intiqad atau berlebihan dalam mengkritik anak. Masih banyak orang tua yang berlebihan dalam mengkritik tindakan, sikap bahkan kepribadian anaknya.
Orangtua yang perfeksionis, menghendaki anaknya selalu dalam keadaan baik --seperti standar orangtua, menyebabkan tak bisa menerima kekurangan pada diri anak. Mereka mudah melontarkan kritik atas hal-hal kecil dan sepele, yang menjadi kekurangan anak. Di saat yang sama, mereka kurang bisa mengapresiasi usaha dan kebaikan yang ada pada diri anak. Perilaku orangtua seperti ini, dirasakan sebagai ketidakadilan pada diri anak. Tentu berdampak melukai jiwa mereka.
Anna Kaminsky dalam artikel berjudul "Why Criticism And Shame Have No Place In Parenting" (2020) menyatakan betapa bahaya kritik orangtua terhadap anak. Menurutnya, anak akan memasukkan kritik orangtua ke dalam hati dan berkembang menjadi "luka emosional" yang bertahan lama.
"Children almost always internalize criticism, taking it to heart and sometimes sustaining lasting emotional wounds in the process. Moreover, shame---the inevitable byproduct of harsh criticism---has the power to undermine the very goals parents have in mind when they admonish their children", ujar Anna Kaminsky.
"Anak-anak hampir selalu menginternalisasi kritik, memasukkannya ke dalam hati dan terkadang mempertahankan luka emosional yang bertahan lama dalam prosesnya", ujar Anna Kamisnky. Ini yang harus sangat diwaspadai oleh orangtua. Pikirkan dampak buruk ini, sebelum Anda mengkritik anak.
Dampak buruk kritik juga muncul pada orangtua. "Rasa malu yang menjadi hasil sampingan yang tak terelakkan dari kritik keras---memiliki kekuatan untuk merusak tujuan utama yang ada dalam pikiran orang tua ketika mereka menegur anak-anak mereka", sambung Kaminsky.
Ketika Anda terbiasa memarahi dan mengkritik anak, membuat anak menjadi sangat sibuk memikirkan perasaan Anda terhadapnya. Mereka berhenti memikirkan kesalahan dan kekurangan dirinya, dan mulai fokus pada bagaimana perasaannya tentang reaksi Anda terhadapnya.