Kisah Ramadan -- 11
Suatu ketika, Ibnu Absyadz An-Nahwi duduk di rooftop Masjid Jami Mesir. Dia sedang menyantap makanan. Di sekitarnya juga tengah banyak orang menikmati makanan.
Ia mlihat seekor kucing mendatangi orang-orang yang sedang makan di rooftop. Orang-orang memberikan makanan kepada kucing tersebut. Kucing itu mengambil makanan dengan mulut lalu pergi.
Tak berapa lama kucing kembali lagi. Orang-orang kembali melemparkan makanan. Kucing itu pergi lagi. Namun tak berapa lama kucing datang lagi, dan mendapatkan makanan dari orang-orang, dan pergi. Begitu berulang-ulang berkali-kali.
Orang-orang merasa heran. Mereka yakin makanan-makanan yang mereka berikan tidak mungkin hanya dimakan kucing itu sendirian, karena jumlahnya terlalu banyak.
Karena penasaran, orang-orang mengikuti arah perginya kucing. Kucing naik ke atas dinding di atap Masjid Jami, kemudian turun di antara reruntuhan. Ternyata di dalam reruntuhan terdapat kucing lain yang buta.
Semua makanan yang diambil kucing dibawa kepada kucing yang buta dan diletakkan di hadapannya. Dengan makanan yang diantarkan itu, kucing buta memakannya.
Orang-orang takjub dengan kejadian ini. Ibnu Absyadz An-Nahwi berkata, "Untuk menghidupi kucing buta ini, Allah menundukkan kucing sehat ini untuknya. Kucing sehat ini bertugas memenuhi kecukupan makan kucing buta dan tidak menghalangi rezekinya. Jika untuk binatang buta itu saja Allah berlaku sedemikian baik, bagaimana mungkin Allah tega menyia-nyiakan hamba seperti aku?"
Allah Tetap Memberi Rezeki, Walaupun Seandainya Ada Hamba Menolak Mendapat Rezeki DariNya
"Dan tidak satu pun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya" (QS. Hud: 6).