"Aku tidaklah pernah melihat Rasulullah saw memukul pembantu, begitu pula memukul istrinya. Beliau tidaklah pernah memukul sesuatu dengan tangannya kecuali dalam jihad (berperang) di jalan Allah". (HR. Ahmad 6: 229. Syaikh Syu'aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih sesuai syarat Bukhari Muslim).
Lelaki yang tak mengenal kelembutan, membuat dirinya tidak berakhlak. Ia akan membuat banyak kerusakan dalam kehidupan rumah tangga.
Yang dituntunkan oleh Nabi saw kepada kaum lelaki adalah mengedepankan akhlak mulia dalam interaksi dengan istri. Beliau saw bersabda,
"Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya dan sebaik-sebaik kamu adalah orang yang paling baik kepada istrinya" (HR. At Tirmidzi 3/466; Ahmad, 2/250 dan Ibnu Hibban, 9/483).
Nabi saw menjadikan akhlak mulia sebagai indikator kebaikan laki-laki. Nabi saw bersabda,
"Sebaik-baik kalian adalah orang yang paling baik bagi keluarganya, dan aku adalah orang yang paling baik bagi keluargaku" (HR. At Tirmidzi no 3895 dan Ibnu Majah no 1977. Dinyatakan sahih oleh Syaikh Al Albani).
Imam Asy-Syaukani dalam kitab Nailul Authar memberikan catatan penting. "Dalam hadits ini tersimpan catatan penting, bahwa orang yang paling tinggi derajatnya dalam kebaikan dan paling berhak meraih sifat tersebut ialah, orang-orang yang paling baik perilakunya kepada keluarganya".
"Sebab," lanjut Asy-Syaukani, "keluarga merupakan orang-orang yang paling berhak dengan wajah manis dan cara bergaul yang baik, curahan kebaikan, mendapatkan kemanfaatan, dilindungi dari bahaya. Jika ada lelaki yang demikian, niscaya ia berpredikat sebagai manusia yang terbaik. Jika ia bersikap sebaliknya, maka ia berada dalam keburukan".
"Banyak orang yang terjerumus dalam keteledoran ini. Anda bisa menyaksikan seorang lelaki, bila ia menjumpai keluarganya, maka menjadi sosok yang akhlaknya buruk, sangat pelit dan sedikit sekali berbuat baik kepada mereka. Tetapi, apabila bersama orang lain, maka engkau lihat akhlaknya melunak, jiwanya menjadi dermawan, ringan tangan".
"Tidak diragukan, laki-laki semacam ini adalah manusia yang terhalang dari taufik Allah, menyimpang dari jalan yang lurus. Semoga Allah memberikan keselamatan bagi kita dari hal itu", demikian penuturan Imam Asy-Syaukani.
Itulah, karena lelaki sejati memang pandai merawat hati istri.