Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Jangan Menjadi "Absent Husband"

27 Oktober 2022   10:57 Diperbarui: 27 Oktober 2022   11:16 1183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Catatan Laki-laki (2)

Sebelum menjadi ayah, seorang lelaki akan menjadi suami terlebih dahulu. Itulah mengapa, ketika kita tidak berusaha menjadi suami yang baik maka kita akan kesulitan untuk menjadi seorang ayah yang baik.

Suami yang baik akan terus berusaha paham akan hak dan kewajibannya. Suami yang memberikan rasa aman secara fisik dan rasa nyaman secara psikologis kepada istri.

Tipe suami seperti itu, sudah pasti merupakan suami yang berprinsip tepat, yakni suami yang memandang rumah tangga sebagai tempat menyalurkan komitmen kehidupan yang lebih baik dan benar, bukan tempat untuk menyalurkan nafsu biologis semata. Tipe suami yang diharapkan adalah suami yang selalu hadir ketika dalam kehidupan rumah tangga, sang istri membutuhkannya (Ayah Irwan, 2022).

Sayangnya, sering muncul fenomena "absent husband". Keberadaan suami yang tak dirasakan oleh istri. Mereka menikah, namun masing-masing merasa sendiri.

Kondisi ini masuk kategori emotional neglect, sebuah pengabaian emosional dari orang-orang yang seharusnya terhubung secara sangat lekat. Suami yang harusnya lekat dengan istri, dan istri yang harusnya lekat dengan suami. Saat mereka masuk jebakan emotional neglect, kehidupan pernikahan mereka akan terasa kering dan gersang.

"Emotional neglect is marked by a distinct lack of action by one person toward the feelings of the other, including an absence of awareness, consideration, or response to a spouse's emotions. Hallmarks of emotional neglect in marriage include a lack of emotional support and failure to meet a partner's needs" (Sharon Brandwein, 2022).

Pengabaian emosional ditandai oleh kurangnya tindakan oleh satu orang terhadap perasaan orang lain, termasuk tidak adanya kesadaran, pertimbangan, atau respon terhadap emosi pasangan. Ciri-ciri pengabaian emosional dalam pernikahan termasuk kurangnya dukungan emosional dan kegagalan untuk memenuhi kebutuhan pasangan.

Fenomena absent husband adalah contoh emotional neglect, dimana suami tidak dirasakan keberadaannya oleh istri. Jauhi kondisi ini. Jadilah suami yang hadir. Jadilah suami yang dirasakan kelekatannya oleh istri, yang memberikan perlindungan, kehangatan cinta dan kasih sayang. Jangan menjadi suami yang absen.

Bahan Bacaan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun