Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Memilih Corak Interaksi Suami Istri

23 September 2022   05:37 Diperbarui: 23 September 2022   05:38 510
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.dreamstime.com 

Dalam kehidupan berumah tangga, interaksi antara suami dan memiliki sangat banyak ragam. Ada suami istri yang membangun hubungan dengan corak formal. Mereka menjalankan hak dan kewajiban masing-masing. Mereka menetapi peran sesuai dengan kesepakatan. Suami berperan sebagai kepala keluarga. Istri berperan sebagai manajer rumah tangga. Mereka saling menghormati satu sama lain.

Ada suami istri yang membangun hubungan dengan corak transaksional. Kamu memberi apa kepada aku, maka aku akan memberikan yang sepadan untukmu. Kalau kamu baik padaku, akau akan baik padamu. Kalau kamu jahat padaku, aku akan jahat padamu. Kalau kamu selingkuh, akupun akan selingkuh. Bukan hanya kamu yang bisa selingkuh, aku juga bisa.

Ada suami istri yang membangun hubungan dengan corak finansial. Rumah tangga kita ada karena uang. Kalau tak ada uang, usai sudah ikatan kita. Aku mau mendampingimu karena ada uang yang harus kamu sediakan rutin untukku. Aku mau menjadi pasanganmu, karena kesepakatan nilai nominal uang yang harus kamu siapkan untukku. Jika uang tak lagi sesuai kesanggupanmu, aku pergi meninggalkanmu. Kesetiaan berbanding lurus dengan jumlah uang yang kamu siapkan.

Ada suami istri yang membangun hubungan dengan corak emosional. Mereka berantem dan berebut kekuasaan dalam banyak hal, tetapi juga mengingkari keputusan dalam banyak hal. Tidak ada pembagian peran yang tegas di antara mereka. Siapa kuat, dia yang menang. Suami istri saling berlomba mengalahkan pasangan, agar dirinya bisa lebih dominan.

Ada suami istri yang membangun hubungan dengan corak intelektual. Segala sesuatu harus didiskusikan dan diambil kesepakatan. Harus ada tinjauan ilmiah dalam setiap keputusan keluarga, karena pada dasarnya kehidupan itu sangat akademik. Sejak pembagian peran, harus jelas landasan akademiknya. Sampai kepada semua detail keputusan, harus disertai kajian yang mendalam.

Ada suami istri yang membangun hubungan dengan corak sosial. Suami dan istri mengembangkan pola interaksi egaliter satu dengan yang lain. Mereka bekerja sama, berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama. Tidak penting siapa yang menjadi pemimpin, yang paling penting urusan rumah tangga bisa terlaksana semuanya. Mereka terhubung sebagai sebuah komunitas atau koloni yang saling memberi manfaat satu dengan yang lain.

Ada suami istri yang membangun hubungan dengan corak spiritual. Mereka mengembangkan sikap ikhlas karena Allah dalam setiap titik interaksi. Aku lakukan kewajibanku dalam rumah tangga karena Allah. Jika kamu tidak mau melakukan kewajibanmu, urusanmu dengan Allah. Aku menjaga kesetiaan karena Allah, kalau kamu tidak setia, pasti akan dihukum oleh Allah. Aku berbuat baik padamu karena Allah, kalau kamu jahat padaku, risiko kamu dapatkan dari perbuatanmu sendiri. Karena Allah Maha Melihat.

Corak seperti apa yang Anda kembangkan, akan berpengaruh terhadap kehidupan rumah tangga. Pilih dengan kejernihan rasa. Karena bahagia atau sengsara, Anda dan semua anggota keluarga yang akan menjalaninya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun