Misalnya ada guru sekolah negeri mengajari anak untuk menjalankan puasa Ramadhan. Anak-anak ini beragama Islam. Lalu di kelas, guru menjelaskan kewajiban puasa Ramadhan. Ada bukti di CCTV bahwa guru mengajarkan wajibnya puasa Ramadhan bagi yang beragama Islam.
Andai ada seorang anak tidak mau disuruh berpuasa Ramadhan. Sesampai di rumah ia menangis dan mengadu kepada orangtuanya bahwa ia dipaksa puasa Ramadhan. Orangtua marah dan menulis surat, berisi protes kepada sekolah yang memaksa murid untuk puasa Ramadhan. Ini dituduh tindakan intoleransi. Lalu kepala sekolah dan guru dinonaktifkan.
"Mau shalat atau tidak, puasa atau tidak, berjilbab atau tidak, itu urusan setiap orang. Tidak perlu disuruh, tidak perlu diajarkan di sekolah negeri", ucap salah seorang tokoh masyarakat.
Lalu akhirnya pendidikan agama dihapus dari sekolah. Karena pendidikan agama dianggap intoleransi. Di rumah, orangtua tidak berani mengajarkan agama, karena takut dilaporkan anaknya ke LSM pemantau intoleransi. Sayangnya, para pemantau banyak yang bersikap intoleransi terhadap kalangan yang dianggap melakukan intoleransi.
Hidup di negeri apakah kita ini? Masih adakah Pancasila yang menomersatukan Ketuhanan yang Mahaesa di negeri ini?
Alhamdulillah itu hanya mimpi. Semoga tidak pernah terjadi.
Bahan Bacaan
Dyan Parwanto, Perhatikan Dampak Berkepanjangan Polemik Jilbab, Wakil Ketua DPRD Berharap Solusi Saling Bermaafan Diambil, https://rri.co.id, 8 Agustus 2022
Galih Priatmojo, Jadi Sorotan Usai Kasus Pemaksaan Pemakaian Jilbab, SMAN 1 Banguntapan Banjir Karangan Bunga Dukungan dari Alumni, https://jogja.suara.com, 8 Agustus 2022
Radar Jogja, Bisa Picu Krisis Kepala Sekolah dan Guru, https://radarjogja.jawapos.com, 7 Agustus 2022
Radar Jogja, Guru Dinilai Sudah Jalankan UU Sisdiknas, https://radarjogja.jawapos.com, 8 Agustus 2022