"Couples who know each other intimately [and] are well versed in each other's likes, dislikes, personality quirks, hopes, and dreams are couples who make it" --John M. Gottman.
Pasangan suami istri, harus selalu lengket dalam kehidupan sehari-hari. Ini yang disebut oleh Robert Stenberg sebagai intimacy, yang menjadi salah satu unsur penting dari cinta. Tanpa intimacy, cinta Anda kering tak bertenaga.
Namun jangan membayangkan, intimacy menuntut suami istri untuk selalu berduaan kemana-mana. Makan bareng, tidur bareng, gowes bareng, mandi bareng, pakai baju sendiri-sendiri.... Kalau suami istri kebanyakan togetherness dan kurang separateness, akan mudah memunculkan kebosanan dan kejenuhan.
Intimacy bisa terjadi dalam banyak dimensi, misalnya intimacy secara spiritual. Ketika suami dan istri selalu berusaha mendekatkan diri kepada Allah, menjalankan kewajiban, meninggalkan larangan, menjalani kehidupan sesuai tuntunan, niscaya akan memunculkan kelekatan satu dengan yang lain.
Meskipun secara fisik sedang LDR, namun secara spiritual mereka selalu lengket dan tersambung. Mereka saling mendoakan untuk kebaikan diri dan pasangan. Sama-sama mampu menjaga diri. Sama-sama menjaga ketaatan dalam menjalani kehidupan. Muncul saling percaya, tidak saling curiga.
Ini salah satu perangkat intimacy yang bisa digunakan untuk menjaga kehangatan dengan pasangan. Intimacy spiritual menjadi sangat penting mengingat realitas dalam kehidupan sehari-hari, tidak mungkin suami istri akan terus menerus bisa bersama dalam semua kegiatan.
Suami bekerja, istri bekerja, di instansi yang berbeda. Jika tidak memiliki intimacy spiritual, memudahkan mereka saling curiga. Suami tidak setia, istri tidak setia, mereka membangun kelekatan dengan orang lain yang bukan pasangan hidupnya.
John M. Gottman menyatakan, "Pasangan yang saling mengenal secara intim [dan] sangat memahami kesukaan, ketidaksukaan, keunikan pribadi, harapan, dan impian satu sama lain --adalah pasangan yang berhasil".
Namun intimacy bukan given. Bukan turun dari langit. Intimacy harus diupayakan bersama oleh suami dan istri. Setelah menikah, mereka berdua memiliki agenda untuk menguatkan kelekatan satu dengan yang lainnya. Terus menerus, tidak letih, suami istri merajut dan merenda kelekatan.
"Intimacy is not something freely given. It requires your attention, willingness, and intentional effort. To be truly intimate means to be present for all the shades of life: the light, the shadow, and the in-between" --Gottman Institute.