Kapankah dimulainya pendidikan anak? Pada dasarnya, pendidikan anak sudah dimulai sejak seorang calon ayah memilihkan calon ibu bagi calon anaknya, dan seorang calon ibu memilihkan calon ayah bagi calon anaknya. Bab ini sudah kita bahas dalam postingan sebelumnya. Simak kembali di sini.
Setelah memilihkan calon ibu dan calon ayah bagi calon anak, mereka menjalani pernikahan dan memulai hidup berumah tangga. Terjadilah interaksi dan komunikasi sebagai suami istri.
Di antara bentuk interaksi suami istri adalah hubungan seksual atau hubungan badan. Dari hubungan seksual inilah akan muncul janin dalam perut istri, yang kelak akan lahir sebagai bayi. Islam memberikan tuntunan, adab dalam melakukan hubungan suami istri. Di antara adab itu adalah dengan berdoa sebelum berhubungan badan.
Nabi saw bersabda,
.
"Jika salah seorang dari kalian ingin berhubungan intim dengan istrinya, lalu ia membaca doa: Bismillah, Allahumma jannibnasy syaithana wa jannibisy syaithana ma razaqtana. Dengan (menyebut) nama Allah, ya Allah jauhkanlah kami dari (gangguan) setan dan jauhkanlah setan dari rezki yang Engkau anugerahkan kepada kami".
"Jika Allah menakdirkan (lahirnya) anak dari hubungan intim tersebut, maka setan tidak akan bisa mencelakakan anak tersebut selamanya" (HR. Bukhari no. 6388 dan Muslim no. 1434).
Dari hadits di atas, kita mendapatkan informasi bahwa doa sebelum hubungan suami istri memiliki dampak menjauhkan suami istri tersebut dari intervensi setan. Mereka menikmati kesenangan yang telah dihalalkan melalui akad nikah, dalam perlindungan Allah. Setan akan menjauh dari mereka, dan tidak bisa mengintervensi aktivitas seksual tersebut.
Hal ini menunjukkan, bahwa dasar-dasar pendidikan anak sudah dimulai semenjak prakonsepsi, yaitu dengan berdoa sebelum melaksanakan hubungan suami istri. Ketika melakukan hubungan suami istri, sepenuhnya memiliki kesadaran bahwa dari aktivitas tersebut berpotensi untuk terjadi kehamilan, atas izin Allah. Tidak sekedar menumpahkan dan menikmati kesenangan syahwat yang telah halal.