"Couples who communicate via social media, email and text, experience a massive drop in relationship satisfaction" --Jenny Hope, 2013.
Salah satu persoalan dalam keluarga modern adalah penggunaan media sosial. Hampir seluruh lapisan masyarakat telah terkoneksi dengan media sosial, untuk berbagai kepentingan yang sangat bergam.
Namun kehadirannya di ruang keluarga, tak jarang justru memicu konflik. Studi menunjukkan, kepuasan dalam kehidupan pernikahan menurun ketika suami dan istri terlalu banyak berkomunikasi melalui media sosial.
Kebiasaan terlalu banyak menghabiskan waktu dan perhatian untuk media sosial, telah memberikan dampak buruk bagi keharmonisan keluarga. Istri merasa tersisihkan, atau suami merasa diabaikan, saat pasangan lebih asyik dengan media sosialnya.
Menimbulkan Distraksi Hubungan
"Overreliance on technology might cause misunderstandings, and partners lose the opportunity to make those immediate relationship repair attempts that happen in the moment during in-person communication" --Jessica Wade.
Situs Good Theraphy (2016) melaporkan hasil jajak pendapat yang dilakukan oleh Pew Research Center. Jajak pendapat tersebut menunjukkan bahwa satu dari empat pemilik ponsel dalam suatu hubungan atau pernikahan, menemukan pasangan mereka terlalu terganggu oleh ponsel.
Hampir 1 dari 10 responden berdebat dengan pasangannya tentang waktu yang berlebihan yang dihabiskan di perangkat. Konflik bukan hanya terkait dengan lamanya waktu, namun melibatkan juga aspek penurunan kualitas keintiman di antara mereka. Gangguan akibat media sosial yang sangat mudah diakses melalui gadget, telah menimbulkan distraksi serius dalam hubungan pernikahan.
Sebuah jajak pendapat lainnya yang digelar pada tahun 2015 menunjukkan hasil serupa. Dari 453 responden di seluruh Amerika Serikat, hampir setengah dari mereka melaporkan terganggu oleh ponsel dalam hubungan romantis (Good Theraphy, 2016).
Momen-momen yang dihabiskan dengan fokus pada teknologi dapat bertambah dengan cepat hingga porsi yang sangat besar dibandingkan jam bangun seseorang. Alokasi waktu sama yang beberapa tahun lalu mungkin dianggap sebagai kecanduan online, sekarang menjadi hal yang biasa dalam penggunaan smartphone.