Ada sangat banyak manfaat dan hikmah puasa Ramadan, ditinjau dari berbagai sisi kehidupan. Salah satunya adalah sisi mental spiritual. Puasa mengajarkan kita sikap rela (ridha) dengan apa yang Allah tetapkan untuk kita.
Kita belajar rela untuk menahan diri dari makan, minum serta hal-hal yang membatalkan puasa, di siang hari bulan Ramadan. Kita rela untuk bangun di waktu malam menjalankan shalat tarawih. Kita rela bangun berpagi-pagi untuk menunaikan sahur --di waktu yang tidak enak untuk makan.
Selanjutnya, kita juga belajar untuk qana'ah dalam menjalani kehidupan. Bahwa hidup ini tidak selalu sesuai dengan apa yang kita maui. Maka kita belajar untuk merasa cukup dan merasa puas dengan karunia Allah. Inilah makna qana'ah.
Ibnu Baththal menjelaskan makna qana'ah sebagai berikut,
"Ridha dengan ketetapan Allah Ta'ala dan berserah diri pada keputusan-Nya yaitu segala yang dari Allah itulah yang terbaik."
Meraih Berkah dengan Ridha dan Qana'ah
Ternyata sikap ridha dan qana'ah ini yang akan mendatangkan keberkahan dari Allah. Nabi saw bersabda,
 ( . . )
"Sesungguhnya Allah Yang Maha Luas Karunia-nya lagi Maha Tinggi, akan menguji setiap hamba-Nya dengan rezeki yang telah Ia berikan kepadanya. Barangsiapa yang ridha dengan pembagian Allah Subhanahu wa Ta'ala, maka Allah akan memberkahi dan melapangkan rezeki tersebut untuknya. Dan barangsiapa yang tidak ridha (tidak puas), niscaya rezekinya tidak akan diberkahi" (HR. Ahmad, dinilai sahih oleh Syaikh Al-Albani).
Ternyata rezeki bukan saja karunia, namun sekaligus ujian dari Allah. Manusia akan diuji dengan rezeki yang dikaruniakan kepada mereka. Apabila mereka ridha dengan pemberian Allah, maka Allah akan memberkahi dan melapangkan rezeki tersebut dalam kehidupannya. Namun jika bersikap tidak puas dan tidak ridha, rezeki mereka tidak akan diberkahi.