Besok sore, Ahad 23 Januari 2022, pukul  16.00 -- 17.30 WIB saya diundang komunitas Redinesia (Ruang Edukasi Digital Indonesia) dalam acara Webinar Keluarga Harmonis, mengangkat tema "Membedah Fenomena Layangan Putus dan Solusinya". Sebuah tema yang 'ngeri-ngeri sedap', mengingat sangat banyak kejadian dan korbannya.
Fenomena semacam film Layangan Putus sangat sering kami jumpai di ruang konseling, baik di Jogja Family Center (JFC) maupun Rumah Keluarga Indonesia (RKI). Tema klasik yang satu ini, tetap menjadi persoalan yang potensial mengancam keutuhan keluarga dari waktu ke waktu.
Seakan sudah menjadi sebuah gaya hidup manusia modern untuk menemukan kesenangan-kesenangan lain, tanpa harus meninggalkan suami atau istrinya yang sah. Tentu saja ini adalah sebuah gaya hidup yang tidak sehat, yang berakibat buruk bagi diri sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Jangan sampai gaya hidup menyimpang seperti itu justru dijadikan kebanggaan.
Segera Lakukan "Marital Check Up"
Jika suami atau istri melihat tanda-tanda selingkuh dari pasangan, hendaknya dirinya segera melakukan beberapa tindakan "marital check up", untuk memeriksa banyak bagian dalam kehidupan pernikahan.
Ini bukan soal pemeriksaan medis di laboratorium, namun pemeriksaan kejiwaan hubungan antara suami dan istri selama ini. Bisa jadi ada berbagai kondisi yang sudah mulai lemah, rapuh, usang dan perlu penguatan, perbaikan, penyehatan atau penyegaran.
Ada sangat banyak sisi 'marital check up', namun dalam contoh kasus dugaan perselingkuhan pasangan, minimal perlu dilakukan beberapa rangkaian langkah sebagai berikut.
Pertama, Lakukan Pemeriksaan terhadap Diri Sendiri
Dalam suatu perselingkuhan, terdapat kenyamanan perasaan atau 'nyambung' rasa diantara dua insan. Jika suami diduga selingkuh, ia mendapatkan kenyamanan perasaan dalam hubungan dengan perempuan di luar sana. Jika istri diduga selingkuh, ia tengah mendapatkan tempat curhat yang bisa menampung dan menenangkan semua resahnya di luar sana. Maka hendaknya momentum itu dijadikan sarana memeriksa diri sendiri, sebelum menuding dan menyalahkan pasangan.
Cobalah lakukan pemeriksaan dan evaluasi terhadap disi sendiri, mengapa suami / istriku berperilaku seperti itu? Adakah yang kurang dari diriku ? Apakah aku kurang memperhatikannya? Apakah aku kurang mengurusnya?