Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Istriku, Maafkan Sikap Ibu Kepadamu

7 September 2021   06:24 Diperbarui: 7 September 2021   06:27 488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://timesofindia.indiatimes.com/

Pada contoh masalah di atas, sang calon suami sudah sangat bijak dan tepat, menyampaikan kondisi ibunya kepada calon istri. Dengan demikian, calon istri mengetahui konsekuensi yang harus dihadapi apabila memilih menikah dengan lelaki tersebut. Bahwa kelak suaminya harus lebih banyak mengurus ibu yang sudah tua, dan dia sebagai istri tentu harus mengerti dan membantu.

Setelah menikah, pasangan suami istri ini tinggal bersama orangtua suami. Karena kondisi ibu yang sudah tua --dan ada sifat dan sikap yang memungkinkan menimbulkan konflik serta sakit hati pada istri, maka sang suami selalu berusaha memahamkan istri. Suami melihat dan mengerti, tidak mudah bagi sang istri untuk bersabar atas sifat dan sikap ibunya.

Ungkapan yang disampaikan sang suami sungguh luar biasa. "Maafkan ibuku ya. Tanpa ibu aku gak akan jumpa kamu. Jika sekarang kamu bersabar menemaniku merawat ibuku, kamulah istri salihah yang aku ridhai apapun cita-citamu. Setinggi apa, seberat apa itu akan kuusahakan. Terimakasih atas maaf dan pengorbananmu ya."

Satu sisi, ia sangat menghormati dan memuliakan ibunya. Di sisi lain, ia sangat menjaga dan melindungi istrinya. Inilah sifat suami salih. Ia tidak membenturkan istri dengan ibunya. Ia rela untuk 'menanggung konsekuensi' atas sikap sabar istri atas kondisi ibunya. Maka ia berjanji untuk mendukung cita-cita istri. "Setinggi apa, seberat apa itu akan kuusahakan". 

Sang suami sangat paham bahwa istrinya telah banyak berkorban demi ikut mengurus ibunya. Sesuatu yang tidak mudah bagi umumnya menantu perempuan. Maka begitu ia melihat sang istri bisa bersabar, maka ia benar-benar bersyukur. "Terimakasih atas maaf dan pengorbananmu ya", adalah ungkapan tulus karena mengakui kesabaran istri.

Memuliakan Orangtua Berbuah Surga 

Memuliakan dan menghormati orangtua adalah perbuatan mulia yang akan berbuah surga. Nabi saw telah bersabda, "Sungguh terhina, sungguh terhina, sungguh terhina." Seorang sahabat bertanya, "Siapa, wahai Rasulullah?"

Beliau saw menjawab, "(Sungguh hina) seorang yang mendapati kedua orang tuanya yang masih hidup atau salah satu dari keduanya ketika mereka telah tua, namun justru ia tidak masuk surga."(HR. Muslim)

Ketika anak berbakti dan memuliakan orangtua, akan membuat orangtua ridha kepada dirinya. Ketika orangtua ridha, maka Allah pun ridha kepada dirinya. Abdullah bin 'Umar berkata, "Ridha Allah tergantung pada ridha orang tua dan murka Allah tergantung pada
murka orang tua" (dalam kitab Adabul Mufrad no. 2).

Tindakan suami yang bersedia mengurus orangtuanya, adalah sifat mulia dan akan mendatangkan ridha Allah serta surgaNya. Ketika istri mendukung tindakan suami, maka ridha Allah dan surgapun berhak ia dapatkan. Ia bersabar atas beberapa sifat dan sikap ibu mertua yang terkadang tidak menyenangkannya. Ia bersabar membersamai suami yang mengurus orangtua dengan segala kondisinya.

Maka pilihan sikap yang sudah mereka pilih, hendaknya dipertahankan. Tetap bersabar mengurus orangtua hingga akhir usia. Untuk rumah, bisa saja mereka mulai membangun dari sekarang, meskipun belum akan ditempati. Sementara mereka menemani dan mengurus orangtua suami terlebih dahulu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun