"Learn to bite your tongue. We, as parents, want to get involved, want to help. Don't. Stay out of it until they ask" (Cheryl Stritzel McCarthy, 2015).
Ketika anak Anda menikah, peran berikutnya yang harus Anda jalankan adalah menjadi mertua, besan dan kelak menjadi kakek dan nenek.Â
Siapkah Anda menjadi mertua idaman menantu? Menjadi "wonderful mertua" yang akrab bersahabat dengan menantu? Bagaimana caranya agar bisa menjadi wonderful mertua?
Cheryl Stritzel McCarthy (2015) menyarankan, pertama kali Anda harus menanamkan dengan sangat kuat di otak Anda, "Jangan mendikte anak atau menantu Anda tentang apa yang harus mereka lakukan". Perilaku mendikte adalah pemicu konflik yang heboh.
Teresa Vendetti, seorang mertua perempuan, menyampaikan pengalaman pribadinya. "Belajarlah untuk menggigit lidahmu," ujar Vendetti. Anak, menantu dan cucu Vendetti tinggal tidak terlalu jauh dari rumahnya.Â
"Kita sebagai orangtua ingin selalu terlibat, ingin selalu membantu. Jangan! Jangan lakukan itu, kecuali jika mereka meminta," ujar Vendetti.
"Menggigit lidahmu" yang dimaksudkan Vendetti adalah ungkapan untuk menjaga lisan. Jangan banyak memerintah, menyuruh, memberi tahu, menginstruksi menantu. Sebuah nasehat yang tepat untuk menjadi mertua yang baik.
Menjaga Diri dalam Interaksi
Cheryl McCarthy menyatakan, sebuah komentar yang baik dan bermanfaat dari mertua, bisa ditafsirkan sebagai kritik oleh menantu perempuan.Â
Menantu laki-laki juga bisa bereaksi sama seperti itu. Sesuatu yang sederhana, seperti ketika rumah mereka kotor dan mertua membersihkannya, dapat memicu perasaan dicela.