M -- Menutup aib menantu
Banyak mertua yang tidak memiliki sikap mulia. Mereka dengan enteng dan bahkan bangga menceritakan kekurangan dan kelemahan menantu. Seakan menantu adalah hiburan bagi dirinya, karena bisa digunakan sebagai sarana olok-olok.
Menutup aib adalah sebuah akhlak mulia. Menyebarkan aib adalah perbuatan tersrcela. Nabi saw bersabda, "Barangsiapa menutupi aib seorang, Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat. Allah akan senantiasa menolong hamba-Nya selama ia menolong saudaranya" (HR. Muslim)
Nabi saw juga bersabda, "Janganlah kalian mengghibah muslim dan jangan mencari-cari aib mereka. Karena orang yang suka mencari-cari aib muslim, Allah akan mencari-cari aibnya. Dan siapa yang dicari-cari aibnya oleh Allah, niscaya Allah akan membongkarnya di dalam rumahnya (walaupun ia tersembunyi dari manusia)" (HR. Ahmad dan Abu Dawud. Dinilai hasan sahih oleh Syaikh Al-Albani).
Sebagai mertua, hargai menantu Anda. Tutuplah aibnya, jangan ceritakan aib menantu kepada orang lain.
U -- Utamakan berprasangka baik
Salah satu sikap mulia mertua adalah berprasangka baik terhadap menantu. Husnuzhan adalah akhlak mulia yang diajarkan agama, sebagaimana arahan Al-Qur`an dalam surat Al-Hujurat ayat ke-12,
"Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka, karena sebagian dari prasangka itu dosa".
Yang dimaksud dengan sebagian dari prasangka itu dosa, adalah buruk sangka atau su'uzhan. Islam mengajarkan kepada kita agar mengutamakan sikap husnuzhan atau berbaik sangka.
Pada zaman terdahulu, istri Thalhah bin Abdullah bin Auf berkata kepada suaminya, "Aku tidak melihat seorang yang lebih rendah akhlaknya daripada sahabatmu."
"Jangan kamu mengatakan hal itu kepada mereka, mengapa demikian?" ujar Thalhah.