Sudah berapa lama kita berada dalam masa pandemi? Sudah satu tahun. Ingat kan?
Ramadhan tahun lalu, kita dihimbau tarawih di rumah saja. Iedul Fitri tahun lalu, kita disarankan shalat Ied di rumah saja.
Ternyata sekarang sudah mendekati Ramadhan lagi. Dan suasana masih tetap pandemi?
Masyaallah, la quwwata illa billah. Waktu sangat cepat berlalu, bagiakan kilat menyambar.
Betapa cepat waktu berlalu. Benarlah perkataan Imam Hasan Al-Bashri, "Wahai anak Adam, kamu itu hanyalah kumpulan hari-hari. Tiap-tiap satu hari berlalu, hilang sebagian dirimu".
Betapa cepat waktu berlalu. Benarlah perkataan Abul Walid Al-Baji, "Jika aku telah mengetahui dengan sangat yakin, bahwa seluruh hidupku di dunia ini seperti satu jam di akhirat, maka mengapa aku tidak bakhil dengan waktu hidupku, dan hanya kujadikan hidupku di dalam kebaikan dan ketaatan".
Betapa cepat waktu berlalu. Benarlah perkataan Imam Ibnul Qayyim, "Keberuntungan terbesar bagimu, yaitu engkau menyibukkan dirimu setiap saat dengan sesuatu yang lebih utama dan lebih bermanfaat untuk kehidupan akhirat nanti. Bagaimana bisa disebut berakal, seseorang yang menjual surga dengan segala kenikmatan yang ada di dalamnya dengan kenikmatan sesaat?"
Betapa cepat waktu berlalu. Benarlah perkataan Imam Ibnul Qayyim, "Menyia-nyiakan waktu lebih berbahaya daripada maut, karena menyia-nyiakan waktu memisahkanmu dari Allah dan negeri akhirat, sedangkan maut hanya memisahkanmu dari dunia dan penghuninya."
Betapa cepat waktu berlalu. Benarlah perkataan Mujahid , "Tidak ada satu hari pun yang berlalu, melainkan hari itu akan berkata, "Wahai anak cucu Adam, pada hari ini aku telah datang padamu dan tidak akan kembali lagi kepadamu setelah hari ini".
Betapa cepat waktu berlalu. Jatah waktu kita semakin menipis. Apa yang sudah kita persiapkan untuk kembali ke haribaan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H