Sering kali pesan terasa lebih mendalam dan mengena, saat pemberi pesan telah tiada. Seperti pesan yang disampaikan oleh seorang sahabat lama saya, dr. Andi Qayyim Munarka, Allah yarham.
dr. Andi Qayyim menghadap Allah pada hari Selasa 27 Oktober 2020 lalu. Terkonfirmasi, beliau terkena virus Covid-19. Semoga Allah berikan ampunan atas segala dosa dan kekhilafan beliau, dan Allah terima segala amal kebaikan beliau.
Tentu saja saya sangat bersedih kehilangan seorang sahabat. Pernah suatu masa beliau mengajak saya keliling beberapa daerah di Sulawesi Selatan, terutama Luwu, Luwu Utara, Luwu Timur, dan Palopo. Dengan berkendara mobil, kami mengobrol di sepanjang perjalanan. Sekitar tiga hari kami bersama dalam perjalanan.
Lama tidak berkomunikasi, karena beliau tinggal di Makassar sementara saya tinggal di Yogyakarta. Hingga saya kembali tersentak teringat beliau, karena mendengar berita duka beliau telah menghadap Allah.
Pesan Penting Kepada Sahabat
Lima hari sebelum wafat, beliau sempat berkomunikasi via whatsapp dengan salah seorang sahabat. Menceritakan kronologi beliau terpapar covid. Di bagian akhir beliau memberikan pesan yang saya kira relevan untuk disampaikan kepada semua khalayak. Bukan hanya kepada teman yang berkomunikasi via whatsapp tersebut.
Karena isi pesan yang sangat penting tersebut, maka saya tuliskan di sini, untuk menjadi pengingat kita semua. Berikut kutipan percakapan beliau dengan seorang sahabatnya.
![ilustrasi: koranseruya.com](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/12/08/qayim-2-5fcf62718ede487a710373b3.jpg?t=o&v=770)
Tanggal 25 September 2020 saya melakukan pemeriksaan Swab di Makassar. Hasilnya negatif. Tanggal 6 Oktober saya pergi ke Palopo bersama istri dan dua anak saya.Â
Tanggal 10 Oktober saya mengisi pengajian rutin guru-guru di Palopo secara tatap muka langsung. Ditambah dengan media online untuk guru-guru yang di Makassar.Â
Tanggal 15 Oktober saya mulai batuk, saat mengajar mahasiswa FK Unismuh. Tanggal 15 malam badan terasa meriang.Â