Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Perhatikan Kata-katamu, Wahai Ibu!

23 Oktober 2020   06:05 Diperbarui: 23 Oktober 2020   06:47 2376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pasti Anda sering mendengar, ucapan ibu bisa menjadi doa yang memengaruhi kehidupan anak-anak. Maka berhati-hatilah memilih dan mengucapkan kata-kata terhadap anak. Pastikan memilih kalimat harapan dan kalimat kebaikan.

Para ahli juga sudah sering menyatakan, bahwa kata-kata memiliki kekuatan yang sangat dahsyat. Kata-kata bisa membentuk persepsi. Kata-kata bisa membangun karakter dan jati diri. Kata-kata bisa membangun konsep perilaku.

Dalam buku Great Mother karya Rifuwanti dikisahkan, sebuah keluarga kaya raya yang bergelimang kemewahan. Semua anak selalu mendapatkan hal yang menjadi kesenangan dirinya. Sejak kecil, anak sudah memiliki taman bermain privat. Saat remaja semua anak dibelikan motor dan mobil.

Mereka berlibur dengan cara yang sangat istimewa. Pergi mengunjungi tempat wisata dengan menyewa pesawat untuk membawa serta semua anggota keluarga. Rumah mereka sangat mewah, dengan fasilitas yang serba ada.

Sayang dalam keluarga ini minus pendidikan agama. Mereka hanya bergelimang material, namun kering spiritual. Hanya mengenal sisi lahiriyah, dan tidak mendapat sentuhan batiniyah. Maka anak-anak sulit untuk disuruh shalat dan membaca Al Qur'an.

Silih berganti datang guru mengaji, untuk mengajarkan ilmu membaca Al Qur'an. Namun tak ada yang mempan. Kondisi ini akhirnya membuat orangtua menjadi tidak nyaman. Kedua orangtua di rumah itu akhirnya berusaha untuk mengurangi kesenangan anak-anak, dengan tidak memenuhi permintaan mereka.

Setiap anak meminta uang, sang ibu selalu menolak.

"Mama tidak punya uang", ujar sang ibu beralasan. Padahal ia punya uang.

"Kalian bisanya hanya minta-minta saja. Tahu ga Mama gak punya uang", jawaban untuk waktu yang lain.

"Kalian menyusahkan orangtua saja", jawaban pada hari berikutnya.

Jika anak melakukan perbuatan yang tidak menyenangkan, orangtuanya akan menghardik dengan kata-kata negatif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun