Hari ini 23 Juli 2020, adalah Hari Anak Nasional. Sebuah upaya untuk mengingatkan dan memotivasi semua pihak agar memberikan perhatian terhadap anak. Mereka adalah aset sangat berharga bagi keluarga, masyarakat, bangsa, negara dan peradaban dunia.
Memperingati Hari Anak Nasional, tentu bukan sekedar seremonial. Sebab tak ada artinya peringatan, jika tidak disertai kesadaran dan tindakan. Untuk itu, pada Hari Anak Nasional kali ini, saya mengajak Anda untuk menjadikan anak-ana kita sebagai "walikota". Biar keren, tidak sekedar menjadi orang biasa.
Bagaimana cara menjadikan anak kita sebagai "walikota"? Simak empat langkah berikut ini.
Jadikan Anakmu "Walikota"
Anak-anak kita akan menghadapi tantangan zaman yang semakin kencang. Dunia terus berubah, sangat banyak hal harus dipersiapkan untuk menghadapi masa depan. Mereka akan hidup pada sebuah zaman yang sama sekali berbeda denganzaman kita sekarang ini.
Maka, anak-anak harus dibentuk menjadi WALIKOTA, yaitu
- WA - Wawasan luas
LI - Lincah dalam pergaulan
KO - Kokoh dalam keyakinan
TA - Tabah dalam menjalani permasalahan
Berikut kita bahas satu per satu.
- Wawasan luas
Mereka harus memiliki wawasan yang luas. Jangan seperti katak di dalam tempurung, tidak mengerti dunia luar. Maka pendidikan menjadi hal sangat mendasar bagi anak-anak kita.
Yang diperlukan bukan hanya wawasan profesi yang sempit. Anak-anak harus memiliki wawasan keagamaan, wawasan kebangsaan, wawasan kemasyarakatan, wawasan sosial, politik, buidaya, ekonomi, dan wawasan terkait berbagai sisi kehidupan. Inilah wawasan yang komprehensif.
- Lincah dalam pergaulan
Anak-anak harus lincah dalam pergaulan. Salah satu keunggulan kompetitif manusia adalah, apabila mereka memiliki kemampuan sosialisasi yang baik. Dengan itu, ia akan menjadi manusia yang memiliki banyak teman, dan bermanfaat bagi sesama.
Jika anak-anak kita lincah dalam pergauan, jangan pernah khawatir, di bumi manapun ia tinggal, ia akan selalu memiliki teman. Andai anak-anak merantau ke negeri yang jauh, dengan bekal lincah dalam pergaulan, mereka akan cepat beradaptasi dan diterima oleh lingkungan.
- Kokoh dalam keyakinan
Sangat penting menanamkan nilai keyakinan iman sebagai pedoman dalam kehidupan. Anak-anak harus memiliki keyakinan iman yang kokoh, yang membuatnya tak mudah luntur oleh godaan dan tantangan. Dimanapun mereka beredar, akan selalu menjaga jati diri sebagai insan beriman.
Jika anak-anak sudah mendapatkan sentuhan pendidikan sejak dari rumah, mereka akan kokoh dalam keyakinan. Tak mudah larut oleh gerusan zaman. Tak mudah patah oleh tantangan keadaan.
- Tabah dalam menjalani permasalahan
Dunia yang semakin tua ini, akan selalu memberikan permasalahan yang semakin kompleks. Zaman yang akan dilalui anak-anak kita kelak, sudah pasti menawarkan permasalahan yang jauh lebih dahsyat dibandingkan dengan zaman kita hidup sekarang ini.
Untuk itu, anak-anak harus dicetak menjadi sosok yang tabah menghadapi berbagai macam permasalahan. Mereka harus bermental pejuang, yang gagah menghadapi segala persoalan.. Bukan mental pecundang yang lari dari permasalahan.
Orangtua Juga Harus Menjadi WALIKOTA
Sebelum mencetak Anda menjadi "walikota", maka sebagai orangtua Anda juga harus menjadi "walikota" dalam mendampingi anak-anak.
- WA -- Waktu utama untuk mendampingi anak
- LI -- Literasi diri sepanjang hari
- KO -- Komunikasi positif dengan anak
- TA -- Tanamkan keteladanan
Kita bahas satu per satu, seperti apa sosok orangtua yang walikota.
- Waktu utama untuk mendampingi anak
Mendidik dan mendampingin anak, jangan hanya menggunakan waktu sisa. Orangtua harus mengalokasikan waktu utama (quality time) untuk mendampingi anak-anak. Mereka harus mendapat perhatian yang utama dari orangtua.
- Literasi diri sepanjang hari
Menjadi orangtua harus cerdas dan berpengetahuan luas. Anak-anak kita telah banyak belajar melalui gadget, maka orangtua harus terus menambah wawasan dan ilmu setiap hari. Literasi diri dengan membaca dan mengikuti berbagai forum keilmuan yang relevan.
- Komunikasi positif dengan anak
Komunikasi adalah hal sangat penting dalam pendidikan anak. Terlebih dalam suasana pembelajaran dari rumah di masa pandemi ini. Tanyak kesulitannya, tanyakan kondisinya. Libatkan mereka dalam pengambilan keputusan yang menyangkut masa depannya.
- Tanamkan keteladanan
Orangtua harus berkonsentrasi untuk menanamkan keteladanan pada diri anak. Sebanyak apapun anak membaca dan belajar, namun yang akan sangat menentukan adalah keteladanan orangtua. Teori boleh menggunung tinggi, namun tanpa keteladanan, semua menjadi tidak berarti.
Semoga kita semua menjadi "walikota" yang akan bisa menghantarkan anak kita menjadi "walikota" berikutnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H