"Couples who communicate via social media, email and text, experience a massive drop in relationship satisfaction" --- Jenny Hope, 2013
Salah satu persoalan dalam keluarga modern adalah penggunaan media sosial. Hampir seluruh lapisan masyarakat telah terkoneksi dengan media sosial, untuk berbagai kepentingan yang sangat bergam.
Namun kehadirannya di ruang keluarga, tak jarang justru memicu konflik. Studi menunjukkan, kepuasan dalam kehidupan pernikahan menurun ketika suami dan istri terlalu banyak berkomunikasi melalui media sosial.
Dr Bernie Hogan dari Oxford Internet Institute (OII) menyatakan, pasangan yang terlalu banyak menjalin komunikasi melalui media sosial, bisa memicu ketidakharmonisan dalam kehidupan pernikahan. "Menggunakan media sosial boleh saja, namun tidak boleh berlebihan," ungkap Hogan.
Menurutnya, manusia modern telah 'mabuk' media sosial pada sepuluh tahun terakhir ini. Manusia menjadi tergantung pada media sosial, karena banyakj manfaat yang bisa didapat darinya. Namun, kita juga harus sadar bahwa terlalu banyak menggunakan media sosial adalah hal buruk.
Studi yang dilakukan terhadap 3.500 pasangan menunjukkan adanya penurunan kepuasan dalam pernikahan secara signifikan, ketika mereka terlalu banyak menghabiskan waktu untuk sosial media.
Maka bijaklah menggunakan media sosial. Anda harus lebih mementingkan berkomunikasi dengan pasangan Anda. Bukan dengan media sosial Anda.
Bahan Bacaan
Jenny Hope, Study Says, Computer Talk is Killing Relationships, www.news.com.au, 12 April 2013
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H