Setelah dirimu masuk ke dalam relung hatiku, segera aku kunci. Lockdown. Kamu tak akan bisa keluar lagi. Pun tak akan ada yang bisa masuk lagi. Sudah aku kunci hati ini. Hanya untuk kamu.
Aku tahu, bisa jadi kamu akan tersiksa karena terjebak dalam relung hatiku. Berputar-putar, berlari-lari, namun tetap saja dalam relung hatiku. Tak bisa pergi. Lockdown. Tak ada pintu. Hanya di situ, mengisi relung hatiku.
Maka aku siapkan taman yang indah untukmu, tempat dimana kamu bisa bersantai dan menikmati bunga warna warni. Maka aku ciptakan danau untukmu, tempat dimana kamu bisa berteduh dan menikmati hari. Maka aku ciptakan pelangi untukmu, panorama dimana kamu tak akan jemu berada di dalam relung hati ini.
Di dalam relung hatiku, kamu bisa menikmati kebebasanmu. Bersantai, rebahan, joging, cooking, bahkan berguling-guling. Kamu bisa melihat dunia luar, namun kamu tetap berada di dalam. Kamu tak bisa keluar lagi. Lockdown. Semua pintu sudah dikunci. Namun kamu selalu menikmati.
Tegal, 14 Maret 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H