Adakah pasangan suami istri di muka bumi ini yang tidak pernah bertengkar? Jawabannya sudah pasti : tidak ada. Pertengkaran adalah konsekuensi dari adanya interaksi antara satu orang dengan orang lainnya. Semakin intensif interaksi antara satu orang dengan orang lainnya, peluang terjadinya pertengkaran juga semakin besar. Itulah mengapa kita jarang bertengkar dengan saudara jauh, namun sering bertengkar dengan suami atau istri.
Bagi pasangan suami istri yang sudah menyelesaikan masa-masa bulan madu di awal pernikahan, tentu pernah merasakan pertengkaran. Sejak dari pertengkaran hal yang kecil-kecil dan ringan, sampai kepada pertengkaran yang besar dan berat dalam timbangan. Tentu semua pasangan akan berbeda frekuensi dan intensits serta durasi pertengkaran, juga berbeda dalam ukuran atau bobot pertengkaran. Namun semua pernah mengalami pertengkaran dengan pasangan.
Sekarang mari jujur, apa yang anda rasakan setelah selesai bertengkar? Mari kita cermati. Ketika pasangan suami istri mampu mengakhiri petrtengkaran dengan baik, maka usai pertengkaran biasanya akan menghadirkan perasaan dan kondisi berikut ini.
- Merasa lega dan nyaman
Terkadang, pertengkaran muncul berupa leakan atau luapan perasaan yang tersimpan dalam waktu lama tanpa diekspresikan. Maka ketika meledak menjadi pertengkaran, suami dan istri justru akan merasakan lega dan nyaman. Seakan-akan berbagai beban telah dilampiaskan. Seakan-akan semua himpitan telah dilepaskan. Mereka berdua sama-sama merasa lega. Selama ini menyimpan perasaan tidak enak atau tidak nyaman terhadap pasangan, sekarang telah tersalurkan.
- Merasa lebih baik
Rutinitas kehidupan berumah tangga tak jarang memunculkan perasaan jenuh bahkan bosan. Seakan hidup dalam kungkungan rutinitas yang mematikan kesenangan. Ketika meledak pertengkaran, maka semua hal yang semula terasa monoton menjadi tertantang. Suami dan istri sama-sama mengemukakan argument atas hal yang menurut mereka tidak nyaman dan tidak menyenangkan. Begitu pertengkaran mampu diselesaikan dengan baik, keduanya merasakan situasi yang lebih baik dibandingkan dengan sebelum muncul pertengkaran.
- Bisa lebih mengenali dan mengerti pasangan
Pertengkaran membuat semua hal tertampakkan. Emosi mendorong suami dan istri mengungkapkan kalimat dan melakukan perbuatan yang terkadang di luar control. Ada pasangan suami istri yang sama-sama ingin menang dalam pertengkaran, dan tak ada yang mau mengalah. Ada pula suami atau istri yang cenderung mengalah. Pada titik seperti ini, masing-masing telah menampakkan jati dirinya secara utuh, secara apa adanya. Maka membuat suami dan istri lebih mengenali dan mengerti pasangannya, lebih dalam dibandingkan dengan sebelum bertengkar.
- Bisa lebih menghargai pasangan
Ego telah mengajak suami dan istri selalu mementingkan diri sendiri dalam kehidupan keseharian. Mereka sering tidak peduli dengan perasaan dan harapan pasangan. Dengan adanya pertengkaran, keduanya akan lebih bisa menghargai perasaan pasangan. Suami bisa mengerti perasaan dan harapan istri. Seorang istri bisa mengerti perasaan dan harapan suami. Oleh karena itu, mereka akan bisa lebih bisamenghargai pasangan. Jika mereka mampu menyelesaikan pertengkaran dengan baik, setelahnya akan lebih mampu menghormati dan menghargai pasangan.
- Semakin mengerti cara bertengkar yang dewasa
Pada pasangan pengantin baru yang belum pernah bertengkar, maka mereka belum memiliki pengalaman pertengkaran. Maka munculnya pertengkaran sesungguhnya adalah sebuah pengalaman yang membuat mereka berdua semakin mengerti cara bertengkar yang dewasa. Bukan berarti pasangan suami istri dianjurkan untuk memperbanyak bertengkar supaya semakin pandai dalam melakukan pertengkaran, namun hendaknya pertengkaran tudak selalu dipandang sebagai hal negatif yang harus dihindari.
- Semakin menguatkan bonding
Jika pertengkaran mampu diselesaikan secara baik, justru menghasilkan ikatan atau bonding yang semakin kuat antara suami dan istri. Mereka mengerti bahwa pertengkaran adalah tanda bahwa mereka saling mencinta. Mereka semakin paham bahwa pertengkaran tidak akan membubarkan keutuhan rumah tangga mereka. Setelah selesai pertengkaran, jiwa mereka kembali dilekatkan layaknya pengantin baru. Menjadi lebih romantis dan harmonis usai menjalani pertengkaran.
Maka, yang paling penting adalah mengerti cara bertengkar yang benar. Seperti apakah cara bertengkar yang benar? Ikuti ulasan pada postingan berikutnya, insyaallah.
Bahan Bacaan :
Cahyadi Takariawan, Wonderful Couple, Era Intermedia, Solo, 2017